Artikel

Skarwish, Inovasi Tempat Cuci Tangan Otomatis Karya SMK PGRI 3

Lowokwaru (malangkota.go.id) – Inovasi dilakukan berbagai pihak untuk menekan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19 ) yang penularannya semakin masif. Sejumlah fasilitas umum disinyalir rawan menjadi perantara penularan virus, seperti halnya tempat cuci tangan umum. Dari fenomena tersebut SMK PGRI 3 Kota Malang berhasil membuat inovasi dengan merakit sebuah alat khusus sehingga saat mencuci tangan tidak perlu menyentuh kran air.

Pemasangan tempat cuci tangan otomatis di SMK PGRI 3 Kota Malang sebagai upaya menekan penularan Covid-19

Inovasi yang diberi nama Skarwish ini pun sudah diproduksi massal sejak beberapa pekan terakhir dan sudah dipasang di delapan titik di lingkungan sekolah. Penciptaan kran air otomatis ini lebih adalah sebagai jawaban terhadap kekhawatiran masyarakat terhadap penyebaran virus covid-19 melalui kran air yang dibuka tutup secara manual. Karena tempat cuci tangan terutama di tempat-tempat umum digunakan oleh banyak orang sehingga rawan terjadi penularan virus.

Ahmad Abdullah selaku guru pembimbing dalam pembuatan alat ini mengatakan bahwa alat yang berhasil diciptakan dan dirakit tersebut bisa dipasang di kran air yang sudah ada. Jadi bagi yang berminat menggunakan alat ini tidak perlu membeli tempat cuci tangan baru atau satu paket dengan alat tersebut. “Dengan minimnya dan bahkan tanpa adanya sentuhan ke kran air saat mencuci tangan, maka akan lebih praktis dan juga meminimalisir pemicu penularan virus,” imbuhnya, Selasa (16/06/2020)

Cara kerja alat seharga sekitar Rp250 ribu ini dikatakan Ahmad sangat sederhana, yaitu setiap orang yang ingin mencuci tangan cukup mendekatkan tangannya ke sebuah titik di bawah sumber air dimana sensor gerak dipasang.“Jika tersentuh, air secara otomatis keluar selama beberapa detik tanpa harus terpegang oleh tangan. Tahapan serupa dapat diulang sesaat setelah tangan membutuhkan air bilasan usai mencuci menggunakan sabun,” urainya.

Meski masih proses tahap awal dan akan terus dilakukan perbaikan serta inovasi yang lain, namun setidaknya menurut Ahmad alat ini mulai diminati para guru di sekolah ini dan beberapa sekolah lain. “Nantinya alat ini akan diproduksi secara massal dan akan dipatenkan agar tidak mudah diklaim oleh pihak lain,” pungkasnya. (say/yon)

You may also like

Skip to content