Sukun (malangkota.go.id) – Di tengah kesulitan, ada peluang yang bisa dimafaatkan dan dimaksimalkan. Pernyataan inilah yang disampaikan Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko saat memulai panen perdana kopi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Nasrani Sukun, Kota Malang, Jumat (19/06/2020).
Produk kopi ini dikelola oleh Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Koeboeran Londo yang merupakan mitra Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Pemakaman Umum Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang. Di TPU Sukun yang juga dikenal dengan sebutan Kuburan Londo Sukun ini di dalamnya ada sejumlah peninggalan Belanda dan merupakan aset cagar budaya Kota Malang yang siap disulap menjadi destinasi wisata berbasis kuburan.
Di kuburan yang memiliki luas sekitar satu hektar ini, Wawali Sofyan Edi mengatakan telah ditanami 5.400 pohon kopi dan panen pertama diperkirakan menghasilkan kopi sekitar 1,5 ton. “Sejumlah kuburan pun akan segera dilakukan penelitian sebelum ditanami kopi sejenis, sehingga secara otomatis ekonomi masyarakat juga terus bergeliat, terutama saat pandemi (Covid-19) seperti saat ini,” imbuhnya.
Pria berkacamata itu menambahkan, jika kualitas kopi di tempat ini sangat bagus dan kontur tanah Kota Malang sangat cocok untuk ditanami kopi robusta, khususnya di TPU Sukun ini sehingga hasilnya pun memuaskan. “Hasil kopi ini sudah melalui proses penelitian dan pengelolaannya diserahkan kepada pokdarwis setempat,” urai pria yang akrab disapa Bung Edi itu.
Dalam waktu dekat, disampaikannya bahwa kuburan ini sudah siap menjadi tujuan wisata baru dan warga yang hendak ke makam keluarga atau wisatawan yang datang tidak hanya bisa menikmati bangunan peninggalan Belanda, tapi juga dapat menikmati kopi. “Selain itu, wisatawan dapat melihat dan belajar pemrosesan kopi yang diberi label Kopi Tulang ini serta membawa pulang sebagai oleh-oleh,” ungkap Bung Edi.
Hal senada dikatakan oleh Kepala UPT Pengelolaan Pemakaman Umum DLH Kota Malang, Takroni Akbar. Disampaikannya jika saat ini sejumlah TPU di Kota Malang juga telah disiapkan sedemikian rupa agar juga menjadi daya tarik wisatawan. “Hingga kini warga Kota Malang yang menanam kopi juga masih langka, maka kita manfaatkan dan maksimalkan lahan yang ada,” paparnya
“Diantara pohon-pohon kopi ini juga ditanam pohon lain yang juga akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat dan bernilai jual, seperti buah sukun, cokelat dan sayur kelor. Dengan demikian, selain untuk program penghijauan, dari beberapa sejumlah kuburan pun akan ada sedekah oksigen atau menjadi pabrik oksigen yang sekaligus untuk mengurangi tensi pemanasan global,” pungkas Takroni. (say/yon)