Malang, (malangkota.go.id) – Pada periode Ramadan dan Idulfitri umumnya terjadi peningkatan kebutuhan uang tunai sebagai dampak dari peningkatan transaksi di masyarakat. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang siap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang tunai pada periode Ramadan dan Idulfitri tahun 2021. Pihak BI Malang telah mempersiapkan layanan kas selama periode tersebut, melalui perbankan dan BPR di wilayah Malang Raya.
BI Malang berupaya memadukan layanan pembayaran tunai dan non tunai dalam rangka mewujudkan less-cash society. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dan peritel agar semakin sering menggunakan instrumen pembayaran non tunai sebagai alternatif uang tunai.
Hal itu yang disampaikan oleh Kepala BI Malang, Azka Subhan Aminurridho dalam acara bincang santai bersama awak media pada Jumat (16/04/2021) petang di sebuah kafe di Jalan Pahlawan Trip Kota Malang. Menurutnya, perkiraan kebutuhan uang/outflow periode Ramadan dan Idulfitri 2021 merupakan 31,8 persen dari outflow secara tahunan yang terus meningkat.
“Khusus periode Ramadan/Idulfitri 2021 diperkirakan kebutuhan akan uang tunai (outflow) di wilayah kerja KPw BI Malang (Malang Raya, Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan, serta Kota Probolinggo dan Kabupaten Probolinggo) meningkat sebesar 46,84 persen, yakni Rp4,511 triliun dibandingkan periode 2020 sebesar Rp3,072 triliun. Secara lebih rinci, dengan Uang Pecahan Besar (UPB) sebesar Rp4,024 triliun naik 49,81 persen dari periode 2020 sebesar Rp2,686 triliun dan Uang Pecahan Kecil (UPK) sebesar Rp0,487 triliun naik 26,16% dari periode 2020 sebesar Rp0,386 triliun,” urainya.
Peningkatan kebutuhan uang tunai tersebut, imbuh Azka, antara lain dipengaruhi oleh tren pertumbuhan uang kartal dan preferensi perbankan ke pecahan Rp100.000,00 pelonggaran mobilitas masyarakat pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu, di mana tahun lalu ada PSBB saat Ramadan dan Idulfitri, dan kegiatan usaha mulai membaik pascaperluasan vaksinasi Covid-19 dan pembukaan industri dari sektor-sektor prioritas.
“Selain itu, daya beli masyarakat mulai membaik ditandai dengan inflasi Kota Malang pada bulan Maret tercatat 0.08 persen mont to month (mtm) dan relaksasi beberapa kebijakan pemerintah seperti pembebasan PPNBM per Maret dan kebijakan BI berupa pelonggaran Loan To Value (LTV) / Financing To value (FTV),” urainya.
Lebih jauh Azka menyampaikan, adapun strategi yang ditempuh Bank Indonesia sebagai upaya mendukung kesiapan perbankan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat untuk uang pecahan tersebut, Kantor Perwakilan BI Malang akan menyiapkan uang kartal sebanyak Rp4,511 triliun.
Jumlah tersebut merupakan nominal yang diperhitungkan melalui estimasi kenaikan jumlah permintaan kebutuhan uang pada periode Ramadan/Idulfitri, yakni sekitar 46,84 persen lebih tinggi dari periode tahun sebelumnya yang sejumlah Rp3,072 triliun.
“Dana tersebut dipersiapkan baik untuk penarikan oleh perbankan, kegiatan kas keliling wholesale kepada BPR di wilayah kerja BI Malang, termasuk di dalamnya penukaran kepada stakeholder, instansi/lembaga negara yang menjadi mitra kerja BI. Kegiatan penukaran uang baik melalui loket perbankan maupun BPR akan dilaksanakan serentak pada tanggal 3-11 Mei 2021 di loket perbankan dan BPR,” paparnya.
Bank Indonesia Malang bersama seluruh unsur perbankan dan BPR di wilayah Malang Raya pada 20 Maret 2021 telah melaksanakan kegiatan rapat koordinasi persiapan kebutuhan uang tunai bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri 2021. Rapat koordinasi ini merupakan bentuk sinergi antara BI, perbankan dan BPR dalam rangka kesiapan pendistribusian dalam penyediaan uang pecahan kecil untuk masyarakat.
Pada rapat tersebut, kata Azka, diperoleh kesepakatan antara BI Malang, perbankan dan BPR untuk melakukan layanan penukaran uang pecahan kecil sebanyak 84 titik di loket perbankan. Sedangkan 38 titik di loket BPR yang tersebar di wilayah Malang Raya yang telah bekerja sama dengan BI. Hal itu dilakukan untuk menghindari potensi munculnya penukaran uang secara ilegal dan risiko uang palsu.
Kantor Perwakilan BI Malang mengimbau, masyarakat agar menukar uang di tempat-tempat penukaran resmi baik di loket perbankan maupun BPR untuk menghindari risiko uang palsu dan mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, berhati-hati dalam bertransaksi dengan menggunakan uang tunai. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk cinta, bangga dan paham rupiah. Dengan tiga cinta, yaitu masyarakat memiliki kecintaan untuk mengenali filosofi rupiah, merawat rupiah, dan menjaga diri dengan pengetahuan penanggulangan upal.
Sedangkan tiga bangga, yaitu masyarakat bangga terhadap rupiah dengan menjaga kedaulatannya sebagai simbol negara berdaulat, menggunakan dalam setiap transaksi, dan memaknai sebagai alat pemersatu bangsa. Dan tiga paham rupiah, yaitu masyarakat diharapkan paham berprilaku sesuai dengan fungsi rupiah dalam rangka melakukan transaksi pembayaran, membelanjakan rupiah, dan mengoptimalkan nilai rupiah. (say/ram)