Malang (malangkota.go.id) – Sejak 13 tahun lalu Suwaji yang merupakan salah satu petinju dan pernah meraih prestasi di tingkat nasional dan memutuskan diri untuk menggantung sarung tinjunya. Warga Jalan Sudimoro, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malangg ini potong kompas dan memilih beternak tikus putih.
Saat itu dia melihat peluang besar usaha ini, di mana kala itu banyak mahasiswa kedokteran dan para dokter yang kesulitan mendapatkan tikus putih untuk dijadikan objek penelitian. Awalnya Suwaji beternak dua tikus putih betina dan dua ekor tikus jantan yang kemudian beranak pinak.
Berjalannya waktu, pria berusia 55 tahun itu menambah jenis peliharaannya, yaitu tikus mencit dan tikus rumah. Meski sudah mulai banyak, namun Suwaji masih kesulitan memperoleh pasar. Hingga pada suatu hari dia bergabung dengan komunitas pecinta reptil yang pada akhirnya mendapat pasar luas.
Beberapa hal itu yang disampaikannya pada Senin (16/8/2021). Tikus-tikus milik Suwaji ini dipatok mulai harga Rp3.000 hingga Rp17.500 dan dia sempat memelihara hingga 7.500 ekor tikus. Saat pasar mulai terbuka dia mengaku sempat sakit dan dua orang pekerja yang membantunya harus pulang kampung.
Sehingga tikus-tikus banyak yang mati akibat kurang terawat. Setelah sembuh, Suwaji tidak putus asa dan bangkit lagi meski saat ini tikus dan kandang yang ada hanya 25 persen dari sebelumnya. “Lambat laun peternakan tikus saya mulai normal dan banyak diminati para pelanggan,” ujarnya.
Saat ini, Suwaji melayani kebutuhan tikus untuk sejumlah perguruan tinggi dan kalangan pecinta reptil hingga ke beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Surabaya, Siidoarjo dan Jember, yang mencapai 500 ekor per hari. Selain itu, tempat konservasi aneka hewan dan tempat wisata yang juga menyajikan aneka hewan di Kota Batu masing-masing setiap minggu setidaknya membutuhkan 700 ekor tikus yang dipasok oleh Suwaji. (say/ram)