Sabarudin merupakan salah satu pria lanjut usia yang patut menjadi contoh bagi generasi muda saat ini. Diusianya yang sudah menginjak 80 tahun, kakek dari 18 cucu dan empat cicit itu masih mau bekerja sebagai penjahit untuk menghidupi keluarga serta menyambung sisa hidupnya. Bermukim di Jl. Mayjend Sungkono Gang VI bersama sang istri, dia tetap menjalankan aktivitasnya sebagai seorang penjahit.
Sejak tahun 1955, Sabarudin mengaku sudah menekuni pekerjaan menjahit ini, dan sejak itu dia bisa menghidupi istri dan 10 anaknya. Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI tahun ini ternyata membawa berkah tersendiri bagi Sabarudin. Jika biasanya dia hanya menerima jasa jahitan baju, celana dan atau sekedar menambal saja, kini pesanannya bertambah.
“Sejak dua minggu lalu, banyak warga masyarakat yang menjahitkan bendera dan umbul-umbul merah putih di tempat saya. Dalam sehari, saya bisa menerima puluhan jahitan umbul-umbul dan bendera. Ya, lumayan untuk menambah penghasilan, karena selama ini jahitan baju atau celana agak sepi,” ujar Sabarudin, Rabu (12/8).
Untuk ongkos atau biaya jahitan bendera ukuran besar, lanjut dia, hanya dikenakan biaya Rp 15 ribu dan untuk umbul-umbul cukup Rp 30 ribu. Selain dibantu istrinya, saat menerima banyak jahitan seperti saat ini, Sabarudin juga dibantu anak-anaknya yang mempunyai waktu luang.
Walapun usianya sudah lanjut dan dengan sisa tenaga yang dimilikinya saat ini, hasil jahitan Sabarudin tidak kalah dengan penjahit pada umumnya. Jahitan bendera dan umbul-umbul yang ia kerjakan serta beberapa baju serta celana di rumahnya terlihat rapi dan bagus jahitannya. Bahkan dia mengaku menerima panggilan menjahit di tempat lain. Sesuatu hal yang sangat luar biasa dan patut diapresiasi. (say/yon)