Keeksotisan batik yang sudah mendunia membuat banyak warga negara asing tertarik untuk mempelajarinya. Ketertarikan mereka untuk belajar itu terlihat dalam program Exchange Master Class yang digelar oleh SMK PGRI 3 Malang yang banyak diikuti oleh mahasiswa asing yang belajar di Malang, Rabu (12/8).
Meski baru pertama kali belajar membatik, para mahasiswa asing tampak begitu semangat belajar menuangkan malam (lilin: dipakai untuk membatik_red) melalui canting. Secara telaten mahasiswa dan mahasiswi itu menggambar sesuai dengan sketsa yang sudah dibuat terlebih dahulu.
Julia, salah satu mahasiswi asal Rusia, mengungkapkan perasaannya bisa langsung praktek membatik, ini merupakan pengalaman pertamanya membatik. Hal ini sangat mengesankan baginya, karena bisa membuat batik Malang secara langsung yang menurutnya sangat membutuhkan ketelitian.
“Selama di Malang banyak yang saya pelajari selain membatik, seperti membuat bakso, topeng dan siomay,” terang Julia, Rabu (12/8).
Sementara itu, Aprianto Safari, Guru SMK PGRI 3 Malang mengatakan, baik mahasiswa asing yang mengikuti program AIESEC (Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales/organisasi internasional untuk pemuda-pemudi yang mau mengembangkan potensinya_red) maupun siswa SMK PGRI 3 Malang bisa sama-sama belajar.
Jadi siswa SMK dibantu para mahasiswa asing bagaimana memasarkan hasil produknya sampai ke luar negeri, sedangkan mahasiswa asing bisa belajar budaya Indonesia yang salah satu diantaranya adalah batik. “Ada banyak mahasiswa asing yang berbagi ilmu dengan anak-anak disini, kami senang bisa berbagi pengalaman,” tegas Aprianto. (cah/yon)