Malang, (malangkota.go.id) – Berbagai upaya dilakukan oleh Pemkot Malang menjelang tahun baru 2023 hingga pemilu serentak pada 2024 mendatang agar kondusivitas yang selama ini terbangun tetap terjaga dengan baik. Seperti yang tergambar dalam Focus Group Discussion (FGD) evaluasi perkembangan dinamika sosial di Kota Malang yang digelar di Mini Block Office (MBO) pada Jumat (2/12/2022).

Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji dalam Focus Group Discussion (FGD) evaluasi perkembangan dinamika sosial di Kota Malang yang digelar di Mini Block Office (MBO) pada Jumat (2/12/2022).

Pada momen ini, Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji mengundang jajaran Forkopimda Plus guna melakukan berbagai langkah agar Kota Malang tetap kondusif. Yang tak kalah penting juga terkait aksi demonstrasi Aremania yang setiap hari Minggu menggelar aksi dan memicu kemacetan arus lalu lintas. Aksi ini sebagai wujud tuntutan agar tragedi Kanjuruhan diusut tuntas.

Menyikapi hal tersebut, disampaikan orang nomor satu di Pemkot Malang itu, bahwa tujuannya benar, tapi jangan sampai tujuan itu ditunggangi pihak-pihak tertentu. “Khawatirnya nanti ada orang-orang yang tidak menghendaki kebaikan itu. Jangan sampai citra Arema yang kondusif dan damai itu ditumpangi oknum yang tidak bertanggungjawab,” imbuh Sutiaji.

Begitu juga dalam momen penyambutan pergantian tahun 2022 ke 2023, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak merayakannya secara berlebihan. “Kami telah berkoordinasi dengan jajaran TNI-Polri, tokoh agama, tokoh masyarakat serta organisasi kepemudaan guna menjaga kondusivitas kota ini,” beber pria berkacamata itu.

Dalam momen ini, Sutiaji juga mengingatkan terkait pemilu serentak 2024, di mana gaungnya saat ini terus menggema. Dia pun berpesan kepada masyakat agar tetap mawas diri dan menjadikan pesta demokrasi tersebut sebagai sarana memperkuat persatuan bangsa. “Perbedaan itu atau beda pilihan itu adalah sesuatu yang wajar. Jadikan perbedaan sebagai sebuah keindahan,” pesannya.

“Dalam hal apa pun, mari kita tetap menjaga toleransi, menghormati kemerdekaan setiap warga masyarakat dan tetap dalam bingkai NKRI. Indonesia, dan Kota Malang khususnya, penduduknya heterogen. Sehingga jika ada banyak perbedaan sangat wajar. Pada dasarnya berbeda itu indah namun tetap dalam satu bingkai Bhineka Tunggal Ika,” pungkas Sutiaji. (say/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content