Terjadinya musibah bencana kabut asap akibat kebakaran hutan di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang hingga kini belum juga belum selesai dipadamkan menyita perhatian dan simpati banyak pihak, termasuk dari kalangan pelajar SD Islam Terpadu Ahmad Yani dan Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) Kota Malang. Puluhan siswa dan pengurus yayasan tersebut menggelar aksi peduli di depan Stasiun Kotabaru Malang, Jum’at (16/10).
Aksi peduli dimulai dengan berjalan kaki dari Jl. Kahuripan menuju Stasiun Kotabaru dengan membawa berbagai poster. Sesampainya di lokasi, mereka menggelar orasi dan melakukan penggalangan dana. Penggalangan dana ini sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu di beberapa sekolah di Kota Malang.
Hingga saat ini sudah terkumpul uang sekitar Rp 10 juta, dan nantinya jika sudah terhimpun sekitar Rp 50 juta akan disalurkan kepada korban asap di Sumatera dan Kalimantan. Dengan adanya aksi dan bantuan ini diharapkan dapat membantu para korban terutama bagi warga masyarakat yang meninggal akibat musibah ini.
Koordinator aksi peduli, Lilik Rahmawati saat ditemui disela-sela aksi mengatakan harapannya dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk peduli dan menyisihkan sebagian rezekinya untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah asap. “Kami ingin mengetuk hati semua lapisan masyarakat agar sedapat mungkin membantu meringankan beban para korban asap. Bantuan mungkin tidak hanya berupa uang, bisa berupa yang lain dan yang dibutuhkan,” urainya.
Peserta aksi ini juga melakukan aksi teatrikal yang menceritakan menderitanya warga yang terkena musibah asap. Pepohonan yang mereka bawa menggambarkan jika tumbuhan yang seharusnya memberi keteduhan dan kenyamanan kepada masyarakat justru ditebang dan dibakar oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. “Hal seperti itu tidak seharusnya terjadi, karena dapat merugikan berbagai pihak dan mengakibatkan bencana,” jelas Lilik.
Ditambahkan perempuan berjilbab itu, kabut asap ini tidak hanya menyerang warga Sumatera serta Kalimantan saja, akan tetapi juga berakibat sampai ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. “Kami sangat menyayangkan terjadinya musibah ini. Semoga pemerintah lebih pro-aktif lagi dalam menyelesaikan permasalahan ini, dan kebakaran hutan segera berakhir. Kasihan warga yang menjadi korban, khususnya anak-anak yang terserang penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) dan bahkan banyak korban meninggal,” pungkas Lilik. (say/yon)