Blimbing (malangkota.go.id) – Meningkatnya kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tentu memicu kekhawatiran bagi masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk mewaspadai PD3I dengan memberikan imunisasi kepada anak. Salah satunya adalah pertusis, setelah nihil kasus selama beberapa tahun, pada pertengahan tahun 2023 ini terdeteksi enam kasus pertusis yang telah terkonfirmasi. Hal ini menyebabkan Kota Malang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Pertusis.
Dokter spesialis anak di RSUD Kota Malang, dr. Husnul Asariati, Sp.A., M.Biomed menyampaikan bahwa PD3I merupakan penyakit-penyakit infeksi yang bisa dicegah dengan memberikan imunisasi. “Imunisasi yang kita lakukan untuk mencegah penyakit itu. Ada banyak penyakit sebenarnya, mulai dari tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, campak, rubella, pnumonia, hingga rotavirus yang menyebabkan diare,” bebernya.
dr. Husnul menyebut bahwa PD3I dapat menyerang siapa saja, namun anak-anak adalah yang rentan tertular. “Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terkena dibandingkan dewasa, sehingga mereka yang harus lebih kita lindungi, terutama dengan imunisasi. Terlebih akibat pandemi, cakupan imunisasi agak menurun yang menyebabkan penyakit-penyakit tadi mulai ada peningkatan. Kalau sekarang yang angkanya melonjak tinggi adalah pertusis (batuk rejan), kemudian campak juga mulai banyak, difteri juga masih banyak terutama Jawa Timur,” ungkapnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Kota Malang mengalami penurunan pada masa pandemi Covid-19. Pada tahun 2019, cakupan imunisasi dasar lengkap mencapai 96,26 persen. Kemudian pada tahun 2020 turun menjadi 85,72 persen dan semakin turun 74,51 persen pada tahun 2021. Di tahun 2022, cakupan IDL meningkat di angka 85,88 persen karena didukung dengan program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Untuk semester pertama di tahun 2023 ini, capaian imunisasi lengkap masih mencapai 42,28 persen.
Dr. Husnul mengingatkan bahwa anak dengan status imunisasi lengkap tidak serta-merta menjadikannya kebal penyakit. Dokter anak yang melayani di RSUD Kota Malang ini menegaskan bahwa anak dengan status imunisasi lengkap masih memiliki risiko terkena PD3I, namun dampak yang ditimbulkan akan lebih ringan dan tidak berlangsung lama karena sudah memiliki daya tahan tubuh yang baik.
“Pada anak-anak yang tidak terlindungi imunisasi, penyakit yang diderita akan membutuhkan waktu lama untuk disembuhkan dan bahkan beberapa persen akan menimbulkan kematian,” ujarnya.
Upaya penunjang lainnya agar terhindar dari PD3I adalah menjaga asupan gizi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, juga menerapkan protokol kesehatan lainnya seperti menerapkan etika batuk, memakai masker apabila sakit. “Tetapi tetap imunisasi yang utama, yang lainnya adalah tambahan. Jangan sampai ada pemikiran anak tidak perlu imunisasi karena gizi anak sudah tercukupi, terhindar dari rokok, dan terlihat sehat-sehat saja. Ini bisa terjadi karena ada yang namanya kekebalan kelompok. Mungkin di sekitarnya sudah banyak yang sudah diimunisasi, sehingga memberikan perlindungan juga kepada mereka,” pungkasnya. (ari/yon)