Berita Seni Budaya dan Pariwisata

Festival Kampung Budoyo Ketawanggede #2 Tampilkan Nuansa Tempo Dulu

Lowokwaru (malangkota.go.id) – Festival Kampung Budoyo Ketawanggede #2 kembali hadir untuk melepas kerinduan akan suasana tempo dulu. Festival yang merupakan pelaksanaan tahun kedua ini digelar selama tiga hari mulai Kamis (29/8/2024) hingga Sabtu (31/8/2024) di sepanjang Jl. Kerto Pamuji, Kelurahan Ketawanggede Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

Festival Kampung Budoyo Ketawanggede

Panitia Festival Kampung Budoyo Ketawanggede #2, Mukti Wijaya mengungkapkan rasa syukurnya di festival kali ini animo masyarakat sangat tinggi. “Antusiasme masyarakat yang datang sangat luar biasa,” jelas Pepel, panggilan akrab Mukti Wijaya, Sabtu (31/8/2024).

Berkaca dari hal tersebut, Pepel mengungkapkan nantinya pihaknya akan secara konsisten menggelar festival serupa dengan konsep dan penampilan yang tentunya menarik. Di pelaksanaan kali ini, Festival Kampung Budoyo Ketawanggede melibatkan para seniman dan juga pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk mengangkat dan menjunjung ekonomi kreatif.

Mengangkat tema tradisional dan zaman dulu (jadul), di festival ini menyuguhkan beragam kemeriahan, mulai pasar rakyat tempo dulu, berbagai produk UMKM, panggung hiburan, dolanan anak, edukasi budaya, dan juga melibatkan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya.

Berbagai penampilan budaya pun tampak apik terkolaborasi, seperti penampilan Wayang Suket Mbah Joo, Teater UMM, Nylenthang dan Kemangi, Badas, Lehman lukis dan masih banyak lainnya. “Ada juga penampilan wayang dengan tokoh yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menarik minat anak-anak agar mencintai budaya sejak dini. Dengan begitu harapannya budaya adiluhung kita dapat tetap terjaga dan lestari,” tuturnya.

Salah satu pengunjung, Agus Setyo mengakui sangat senang bisa hadir di Festival Kampung Budoyo Ketawanggede #2 ini. Menurutnya konsep kampung budayanya semakin bagus, dan banyak anak-anak muda yang terlibat

” Untuk kuliner saya paling seneng jajan pasar yang dijual di tempat ini, sangat lezat sekali. Suasananya kental seperti jajan pasar di zaman dulu, dan juga dibuat secara tradisional,” cerita Agus. (cah/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content