Berita

KPB Gelar Dialog Evaluasi Akhir Tahun

Kondisi negara Indonesia yang kian tidak menentu menyita perhatian kalangan generasi muda Kota Malang yang tergabung dalam Komunitas Peduli Bangsa (KPB). Seperti halnya kondisi politik, perekonomian, hukum, maupun sosial budaya, dari waktu ke waktu semakin tidak menentu. Parahnya, hukum di negara ini bisa diperjualbelikan.

Eep Saefulloh saat memberikan materi kenegaraan/politik
Eep Saefulloh saat memberikan materi kenegaraan/politik

Selain melakukan perjuangan diberbagai aspek kehidupan, komunitas anak negeri tersebut juga sering mengadakan dialog-dialog guna pemecahan atau mencari solusi terhadap suatu permasalahan. Demikian yang disampaikan oleh Ketua KPB, Ismail Muhdar saat menggelar dialog evaluasi akhir tahun dengan tema ‘Perjalanan Bangsa Indonesia’.

Dialog ini diadakan di ruang sidang Balaikota Malang, Jum’at (23/12/2011) malam. Selain di hadiri kalangan muda, Kepala SKPD, tidak ketinggalan Walikota Malang Drs. Peni Suparto, M.AP ada di tengah-tengah dialog. KPB menghadirkan tokoh/pengamat politik dari Jakarta, Eep Saefulloh Fatah selaku pemateri dan Husnun Juraid (Malang Post) sebagai moderator.

Melihat keadaan negeri seperti saat ini, menurut Ismail, kebanyakan anak bangsa sudah mengalami frustasi. Oleh sebab itulah, harus segera dilakukan langkah-langkah nyata agar semua ini tidak berlarut-larut dan bangsa ini bisa terselamatkan. “Dalam hal ini sangat dibutuhkan perasn serta pemerintah, tokoh maupun calon generasi bangsa yang berkualitas untuk mengatasi permasalahan yang ada,”ujarnya.

Sedangkann Eep Saefulloh mengatakan, bahwa seorang pemimpin harus bisa memimpin dengan benar, adil, berwibawa, jujur dan tidak boleh sok jaim. Begitu juga pergolakan perpolitikan yang ada di negeri ini, dari waktu ke waktu selalu menimbulkan persaingan, gesekan maupun benturan untuk menjadi yang terdepan.

Pertaruhan maupun koalisi antar partai politik, kata Eep, saat ketat persiangannya ketika suatu daerah akan menggelar pesta demokrasi berupa pemilihan kepala daerah. Hal-hal seperti ini sangat nampak terutama di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. “Begitu juga dengan sistem pemerintahan suatu daerah yang sangat ditentukan oleh pemimpin atau kepala daerah terpilih,” sambungnya.

Seperti halnya di negara ini, ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin negara ini dan Yusuf Kalla yang menjadi wakilnya, akan berbeda cara memimpinnya ketika SBY berpasangan dengan Budiono. “Masing-masing era mempunyai hal positif dan negatif yang bisa menjadi koreksi dan pemikiran bagi kita selaku warga negara,” terang Eep.

Sementara itu, walikota Malang, Drs. Peni Suparto, M.AP mengatakan jika kondisi perpolitikan di Kota Malang berbanding terbalik dengan yang ada di Jakarta. Di kota pendidikan ini, kata dia, selalu dalam kondisi yang kondusif dan tidak ada gesekan atau persaingan yang tidak sehat antar partai politik.

“Kota Malang sebagai kota yang menyandang gelar kota pendidikan, kota pariwisata dan kota industri akan terus berpacu dalam rangka perkembangan serta kemajuan kota ini menuju ke arah yang lebih baik. Dengan kondisi masyarakat yang aman, tenteram, saling menghormati dan guyub, kami optimis kota ini akan semakin maju dan berpotensi dalam berbagai bidang,” beber politisi PDI Perjuangan itu.

Namun, lanjut pria yang kerab disapa Inep itu, dialog-dialog kebangsaan yang diadakan oleh calon generasi bangsa seperti saat ini sangat positif dan juga harus terus digalakkan. “Selain untuk kebersamaan, dengan digelarnya dialog ini, akan turut menyumbang pemikiran terhadap pemerintah dalam mencari solusi terhadap suatu permasalahan,” tukasnya. (say/dmb)

You may also like

Skip to content