Klojen (malangkota.go.id) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang menggelar Festival Singhasari II: ‘Singhasari Culture Parades’ di Gedung Kesenian Gajayana, Jumat malam (29/11/2024). Cerita tutur ini, mengisahkan kehidupan raja Singhasari pertama yaitu Ken Angrok atau lebih dikenal dengan sebutan Ken Arok bersama sang permaisuri Ken Dedes.
Singhasari adalah nama sebuah daerah di Malang yang sebelumnya bernama Tumapel. Ken Arok lahir di Malang pada tahun 1.182 Masehi dan menurut kitab Pararaton, dilahirkan dari pasangan Raja Jenggala Sri Maharaja Jayamerta Sang Brahmaraja dengan Ken Endog. Ken Arok menjadi Raja Singhasari sejak tahun 1.222-1.227 Masehi.
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, menyampaikan bahwa festival yang dimainkan 100 siswa dan guru ini menjadi media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan interaktif bagi siswa. Tujuannya adalah lahirnya generasi masa depan yang dapat mencintai dan melestarikan sejarah.
“Yang jelas, ini untuk nguri-nguri budaya dan menggugah kembali tentang sejarah Malang Raya melalui kisah Singhasari. Pesan dan harapan kami, festival ini menjadi media pituturnya anak-anak di sekolah,” imbuhnya.
Apalagi yang dilibatkan banyak siswa, sehingga secara getuk tular informasi sejarah kerajaan di Malang, termasuk di Kota Malang secara masif tersampaikan, karena secara nasional maupun dunia, sejarah Singhasari sudah dikenal luas, dan ini harus dijaga.
Festival ini menurutnya juga sebagai sarana yang efektif untuk terus menjaga dan melestarikan sejarah, khususnya yang berkaitan erat dengan Malang. “Selain itu, gelaran ini juga untuk memeriahkan Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 November,” pungkas Suwarjana. (say/yon)