Klojen, MC – Jarum jam menunjukkan pukul 10.00 WIB, di tengah kesibukan para pegawai Rumah Sakit Islam (RSI) Aisyiyah Malang yang sedang memberikan pelayanan tiba-tiba saja gempar dengan adanya kobaran api di lantai tiga ruang Salman di gedung rumah sakit berlantai tujuh ini, Sabtu (30/1).
Sontak jeritan histeris dan kepanikan para pasien serta pengunjung rumah sakit tak terhindarkan lagi, alarm tanda kebakaran sudah meraung-raung. Satuan Pengamanan (Satpam) RS langsung bertindak cekatan dengan melaporkan kejadian ke direktur rumah sakit dan menghubungi petugas pemadam kebakaran.
Direktur rumah sakit langsung menunjuk Kepala Bidang Keperawatan untuk mengambil komando dan mengaktifkan struktur komando bencana.
Kejadian ini hanyalah bagian dari simulasi penanggulangan bencana kebakaran yang dilakukan di RSI Aisyiah Malang dalam menyiapkan personelnya dalam menanggulangi bencana.
Begitu seriusnya simulasi ini sempat membuat pasien rumah sakit yang datang dan masyarakat sekitar rumah sakit tekejut. Tetapi setelah tahu apa yang terjadi, masyarakat pun terlihat tenang dan mengikuti secara seksama bagaimana kecekatan RSI Aisyiah Malang dalam menghadapi sebuah bencana.
Direktur RSI Aisyiah Malang, dr. H. Hartojo, SpPK (K), mengungkapkan kegiatan ini merupakan bentuk upaya menyiapkan masyarakat termasuk personel di rumah sakit agar siap menghadapi suatu bencana. RSI Aisyiyah sebagai penopang kesiapan harus siap menghadapi berbagai permasalahan saat menghadapi sebuah bencana.
“Banyak kendala yang dihadapi dalam melakukan tindakan yang tepat saat menghadapi bencana, termasuk diantaranya adalah peralatan di rumah sakit yang masih kurang,” jelas Hartojo, Sabtu (30/1).
Tidak hanya peralatan saja yang diakui Hartojo masih kurang, penggunaan teknologi informasi juga masih minim. Dari kenyataan ini, ke depan harus ada langkah nyata untuk bisa menutupi kekurangan yang ada, dimana untuk itu pasti membutuhkan dana.
Kegiatan simulasi penanggulangan bencana di RSI Aisyiah Malang ini melibatkan sejumlah pejabat struktural rumah sakit, FPRB (Forum Pengurangan Resiko Bencana_red) Kelurahan Kasin, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah_red) Kota Malang, Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Malang, Polres Malang Kota, Dinas Kesehatan Kota Malang dan pihak terkait lainnya.
Simulasi juga dihadiri oleh Ir. Medi Herlianto (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), H. Budi Setyawan, ST (Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana/Muhammadiyah Disaster Management Center_red) PP Muhammadiyah, Charles T. Pelham (DFAT/Department of Foreign Affairs and Trade Australia).
Simulasi penanggulangan bencana ini juga dievaluasi oleh Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan RI, Pusdiklat BNPB, FK Universitas Brawijaya, dan beberapa mitra penanggulangan bencana PP Muhammadiyah.
Budi Setyawan, ST mengaku senang bisa melihat secara langsung adanya simulasi penanggulangan bencana di RSI Aisyiyah ini. Kegiatan ini sangat penting untuk bisa menyiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapi keadaan tak terduga dan seburuk apapun itu keadaannya.
“Indonesia sering mengalami sebuah bencana. Pengalaman bencana Tsunami di Aceh, gempa Padang, gempa Jogjakarta adalah sebuah pengalaman berharga yang membuat kita semua harus terus belajar bagaimana menghadapi sebuah bencana,” terang Budi. (cah/yon)