Klojen (malangkota.go.id) – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi, Wakil Wali Kota Malang Ali Muthohirin, serta Ketua DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani Sirraduhita hadir dalam Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), Selasa (15/7/2025). Ratusan siswa dan guru dari berbagai sekolah di bawah naungan UM pun turut hadir dalam kegiatan yang mengusung tema ‘Membangun Generasi Emas: Perlindungan Anak dan Penguatan Karakter di Era Digital’ tersebut.

Pada kesempatan ini, Menko PMK Pratikno menegaskan komitmen pemerintah dalam melindungi anak-anak di tengah derasnya disrupsi teknologi dan kecerdasan buatan. “Kami mendorong kebijakan lintas sektor agar pemanfaatan teknologi tetap berpusat pada manusia, etis, dan berkeadilan,” katanya.
Pratikno menambahkan, fokus pemerintah mencakup peningkatan literasi digital di seluruh lapisan masyarakat, perlindungan kelompok rentan dari kekerasan berbasis teknologi, serta pelestarian budaya nasional agar selaras dengan kemajuan zaman. “Mari kita lindungi anak Indonesia. Dorong mereka menjadi generasi yang cerdas dan bijak dalam berteknologi, untuk belajar, berkarya, dan berbagi,” sambungnya.
Sementara itu, Menteri PPPA Arifah Fauzi menyampaikan bahwa peringatan HAN tahun ini tidak hanya terpusat, melainkan dilaksanakan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia. Empat kegiatan utama digelar serentak dalam peringatan kali ini, yakni senam bersama, permainan tradisional berbasis kearifan lokal, menyanyikan lagu nasional dan daerah, serta mendongeng kisah pahlawan nasional.
Menurut Menteri Arifah, pengenalan kembali permainan tradisional menjadi salah satu cara untuk mengurangi kecanduan gawai pada anak-anak. “Hasil riset menunjukkan bahwa kekerasan terhadap anak banyak disebabkan pola asuh yang kurang tepat, penggunaan gawai yang tidak bijak, serta faktor lingkungan,” ungkapnya.
Kementerian PPPA mencatat hingga 14 Juli 2025, jumlah kekerasan terhadap anak yang dilaporkan mencapai lebih dari 15.000 kasus. “Kami terus melakukan pendampingan, penjangkauan, serta kunjungan kepada anak-anak korban kekerasan,” tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Rektor UM, Hariyono, menyampaikan bahwa peringatan HAN di kampusnya ini merupakan bentuk komitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung tumbuh kembang anak. “Anak adalah energi keluarga, energi bangsa. Anak adalah pemilik masa depan,” tegasnya.
Namun ia juga mengingatkan adanya tantangan yang tak bisa diabaikan, seperti semakin renggangnya hubungan anak dan orang tua akibat dominasi dunia digital. “Banyak anak lebih akrab dengan gawai dan media sosial daripada keluarganya. Ini menjadi tantangan kita bersama,” tutur Hariyono.
Haryono juga menekankan pentingnya penanaman disiplin serta upaya pencegahan perundungan dan kekerasan terhadap anak. UM pun berkomitmen menjadi kampus ramah anak dan terus mendorong kolaborasi lintas pihak untuk mengembangkan potensi anak Indonesia secara optimal. (ari/yn)