Lowokwaru, MC – Setelah memberikan sosialisasi kepada para pengusaha dan aparat keamanan tentang Panic Button, jajaran Polres Malang Kota mengadakan uji coba (simulasi) lapangan untuk mengetahui kecepatan penanganan sistem tersebut, Sabtu (5/3). Apakah dengan sistem itu (Panic Button) benar-benar dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat ketika ada laporan tentang tindak kriminalitas.
Simulasi diawali oleh seorang warga bernama Deny Rahman yang melihat kejadian tindak kriminalitas di depan Pasar Tawangmangu, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Segera saja Deny mengeluarkan handphone-nya dan membuka aplikasi Panic Button (Polisi Kota Malang) yang telah di-download di Play Store lalu menekan tombol HELP tiga kali.
Tiga menit dari proses menekan tombol HELP, beberapa petugas Kepolisian dari Mapolres Malang Kota dan Polsek Lowokwaru bergerak mendatangi lokasi tempat Deny yang berada sekitar 5 km dari Mapolres Malang Kota. Tak ayal, warga yang tidak tahu menahu hal tersebut sontak terkejut dan bertanya-tanya ada apa gerangan kok tiba-tiba banyak petugas berdatangan.
Tak hanya dari satuan Sabhara, Reskrim, dan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polres Malang Kota yang dalam sekejap datang ke lokasi kejadian, tapi juga dari Polsek terdekat, yaitu Polsek Lowokwaru merapat ke tempat kejadian. Seketika itu juga polisi langsung menutup jalan dan memberi garis polisi di depan pintu masuk Makam Tawangmangu.
Polisi bersenjata laras panjang, intel, polisi lalu-lintas beserta armadanya langsung memadati lokasi dan siap mengamankan tempat kejadian. Meski ini hanya simulasi, namun warga dan banyak aparat Kepolisian yang tidak tahu jika ini hanya uji coba sempat terkejut dan dikira ada laporan sesungguhnya dari warga.
Kapolres Malang Kota, AKBP Decky Hendarsono mengatakan jika apa yang dilatih oleh jajarannya dalam mengatasi panic call dari aplikasi Panic Button itu seperti yang terjadi. “Aparat kita segera menindaklanjuti laporan dari Panic Button dalam hitungan menit,” jelasnya, Sabtu (5/3).
“Kami berharap hal ini bisa memberikan rasa aman kepada masyarakat, dan kami imbau agar warga segera membenamkan program Panic Button ini di handphone mereka. Tanpa bantuan masyarakat, aparat Kepolisian juga tidak akan maksimal dalam bekerja. Maka dari itu peran serta masyarakat dalam menekan angka kriminalitas sangat besar,” sambung AKBP Decky.
Siska Andriyani, yang tidak mengetahui jika kejadian itu hanyalah simulasi mengaku merasa kaget. Namun setelah dijelaskan oleh salah satu personel polisi, dia merasa senang. “Dengan sistem itu akan sangat membantu masyarakat, terutama kita kaum perempuan. Saya akan segera meng-install program itu,” imbuh warga Blimbing itu. (say/yon)
1 Comment