Klojen, MC – Indikator Kota Ramah Anak terbagi dalam lima cluster, dan pada cluster keempat menyentuh pada bidang pendidikan dan pemanfaatan waktu luang yang salah satunya yaitu melalui sekolah. Selama ini, indikator Kota Ramah Anak belum ada kriteria yang jelas dari pusat maupun dari provinsi.
Hal itulah yang disampaikan Kepala Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang, Ir. Heroe Agoesdijanto dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Kota Layak Anak bertajuk ‘Sekolah Ramah Anak Kota Malang Tahun 2016 di Hotel Same Kota Malang, Senin (7/3).
Rakor yang digelar oleh Bappeda Kota Malang ini dihadiri 100 kepala sekolah dari jenjang sekolah dasar dan 25 kepala sekolah dari jenjang SMP. Gelaran ini merupakan inisiatif Bappeda dalam menemukan dan mengomunikasikan formulasi Kota Ramah Anak. Rakor ini sekaligus sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Kota Malang dalam mewujudkan Kota Ramah Anak.
Ditambahkan Heroe, ada 12 indikator Sekolah Ramah Anak, dan ke 12 indikator itu diantaranya adalah sekolah tanpa kekerasan dan diskriminasi secara fisik maupun nonfisik. “Selain itu, terpenuhinya hak anak, sistem pembelajaran berpedoman pada PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan_red), adanya peran serta aktif masyarakat, adanya UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan guru konseling BP (Bimbingan dan Penyuluhan), tersedianya area permainan dan ruang baca,” urainya, Senin (7/3).
Sementara itu Kepala Bappeda Kota Malang, Drs. Wasto, SH, MH dalam sambutannya mengatakan bahwasannya kegiatan ini diharapkan dapat menyiapkan generasi baru calon pemimpin bangsa sejak dini. “Masa depan bangsa dan negara ini akan ada di tangan anak-anak kita. Jika tidak dibentuk sejak saat ini, maka hasilnya tidak akan maksimal,” imbuhnya.
Dalam rakor yang juga dihadiri oleh perwakilan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Jawa Timur ini, Wasto juga mengimbau agar SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait serta warga masyarakat bisa saling berkolaborasi untuk mewujudkan Kota Ramah Anak ini. “Tanpa itu semua, kami pesimis bisa mewujudkan harapan itu,” pungkasnya. (say/yon)