Kedungkandang, MC – Tim arung jeram putri Kota Malang terus berlatih jelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX pada pertengahan September nanti di Bandung, Jawa Barat. Dibawah asuhan pelatih Sahlan Junaedi, tim arung jeram Kota Malang berlatih di Sungai Bangau di wilayah Kelurahan Sawojajar, Minggu (28/8).
Nantinya dalam PON XIX, tim Kota Malang ini akan turun di kelas head to head dan kelas slalom. Usaha maksimal agar bisa menjadi yang terbaik akan dikerahkan meski cabang olahraga (cabor) ini masuk kategori kelas eksebisi. Pada cabor arung jeram, Kota Malang tidak menurunkan tim putra.
Menurut sang pelatih yang juga merupakan Ketua Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kota Malang, Sahlan, untuk persiapan dan latihan di kategori head to head sejauh ini sudah cukup maksimal. “Kali ini kita fokus untuk persiapan kelas slalom, karena di kelas ini para atlet membutuhkan teknik yang maksimal, padu, seimbang dan juga tenaga ekstra,” imbuhnya.
Berbagai sungai dengan variasi arusnya yang ada di Kota Malang, kata dia, nantinya akan dilalap oleh enam orang atlet arung jeram putri ini sebagai ajang tempat latihan. “Kita masih belum tahu karakter sungai yang akan dijadikan arena PON XIX nanti. Maka dari itu, berbagai karakter sungai harus kita jadikan tempat latihan,” jelas Sahlan.
“Sejauh ini, dari latihan yang kami lakukan setiap hari Sabtu dan Minggu, atlet putri ini menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dari sisi teknik dan tenaga menunjukkan kemajuan yang luar biasa dari hari ke hari. Kami berharap dukungan semua pihak, khususnya KONI kota Malang, agar tim ini bisa berprestasi pada berbagai kejuaraan nantinya,” harap Sahlan.
Saat ditanya prestasi tim arung jeram putri Kota Malang ini, Sahlan mengaku sudah cukup banyak, seperti pada kejurnas di Ciberang tahun 2011 lalu. Dari beberapa kelas yang dipertandingkan, tim ini meraih dua medali, yaitu berhasil menyaber juara II dan III.
“Di level kejuaraan regional Jawa Timur, tim (Kota Malang) ini juga sering meraih prestasi. Jadi kami harap di ajang PON XIX nanti bisa menjadi yang terbaik,” ucapnya.
“Olahraga ini memang bisa dibilang olahraga mahal, karena berbagai peralatannya seperti perahu karet dan dayung harganya cukup mahal. Anggaran dari KONI untuk cabor ini dan untuk persiapan PON XIX nanti masih sangat minim. Kami dari pelatih dan pengurus masih terus berupaya. Untuk PON saja, setidaknya dibutuhkan dana minimal Rp 30 juta,” pungkas Sahlan. (say/yon)