Berita

Murwokolo Buang Kesialan Kota Malang

Membawakan lakon Murwokolo, Ki Amin Sukarno begitu mantan memimpin ruwatan Kota Malang, dengan menggelar wayang kulit di depan Balai Kota Malang. Secara runtut dalang kelahiran Pacitan ini membeberkan secara gamblang tujuan diadakannya ruwatan.

Ki Amin Suparno (beskap hitam) bersama muridnya Ki Ardhi Purbo Antono (baju putih)
Ki Amin Suparno (beskap hitam) bersama muridnya Ki Ardhi Purbo Antono (baju putih)

Mendapat jatah dari panitia hanya satu jam, karena banyaknya acara yang disusun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Ki Amin banyak memberi petuah kepada para penonton. Yang pada hari ini selain dihadari segenap pejabat di lingkungan Kota Malang, tokoh masyarakat, dan masyarakat umum, ruwatan juga dihadiri Ketua MPR, Taufiq Kiemas.

Ki Amin menceritakan kisa Murwokolo sendiri diambil dari kisah Mahabarata, Murwokolo merupakan alat Wisnu untuk meruwat dunia agar terhindar dari sengkala anggkara murka. Dengan mengangkat kisah itu, pria yang tinggal di Tlogomas ini berharap Kota Malang bisa aman tentram, toto tentrem kerto raharjo, semakin gemah ripah loh jinawi.

“Ruwatan tidak hanya untuk membuang sial, tetapi lebih dari itu harus bisa juga membersihkan sifat-sifat jahat yang dimiliki manusia,” jelas Ki Amin, Selasa (3/12).

Murid Ki Amin, Ki Ardhi Purbo Antono menambahkan untuk meruwat tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Perlu kehadiran dalang sejati (kondo buwono), dimana selain bisa mendalang juga harus dipercaya seabagai Awatara Wisnu.

“Dalang peruwat mengemban tugas mamaju Hayune Bawana (Rahmatan Lil Alamin-rahmat bagi alam semesta_red),“ ujar Ardhi.

Berbeda dengan Ki Amin, Ardhi mengaku akan membawakan lakon Naroyono Kridobroto, yang intinya juga untuk membuang sial. Dengan membawa lakon ini ada doa yang ingin dia bawakan untuk meruwat dunia dari kejahatan dan angkara murka.

Kepala Disbudpar Kota Malang, Ida Ayu Wahyuni, SH, M.Si  mengungkapkan, “Berbeda dengan ruwatan individu orang, ruwatan Kota ya seperti yang dilakukan Kota Malang ini. Tidak ada lelaku potong rambut atapun basuh kepala.”

“Tidak hanya sekedar menjadi ajang tolak bala, adanya ruwatan kali ini yang kami padu dengan kirab budaya dan pagelaran wayang semalam suntuk kami harapkan juga semakin meningkatkan minat wisatawan untuk datang ke Kota Malang,” pungkasnya. (cah/dmb)

You may also like

Skip to content