Sebagai bentuk aktualisasi kebebasan, kaum disabilitas melepas sekitar seribu burung di bundaran Alun-alun Tugu Kota Malang, Senin (03/12). Hal ini dilakukan sebagai simbol keinginan kebebasan seperti halnya manusia pada umumnya, karena selama ini kaum disabilitas masih sering mendapat perlakuan diskriminatif. Penyandang disabilitas di Kota Malang mencapai 300 ribu orang dari jumlah penduduk kota pendidikan yang mencapai lebih dari 900 ribu jiwa.
Kaum disabilitas selama ini merasa hak-haknya tak terpenuhi dengan baik lantaran keterbatasan fisik yang dimiliki, termasuk mendapat pelayanan publik yang baik. Oleh sebab itulah, pada hari ini yang juga bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional, mereka melepas burung sebagai simbol kebebasan yang ingin mereka raih selama ini.
Slamet Thorai, koordinator aksi sekaligus perwakilan Pusat Studi dan Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya, saat ditemui dilokasi pelepasan burung mengatakan, bahwa selama ini kaum disabilitas selalu mendapat diskriminasi. “Dengan melepas burung ini, kami juga ingin mendapatkan kebebasan. Kami selama ini seperti dikurung dalam sangkar, ibarat burung,” ujarnya.
“Hak-hak pelayanan publik yang selama ini belum bisa didapatkan oleh kaum disabilitas diantaranya adalah hak untuk memperoleh pendidikan yang layak, hak mendapatkan pelayanan publik yang baik, serta akses transportasi yang memadai. Ketika ada penyandang disabilitas yang ingin mendapatkan pelayanan publik, lembaga pelayanan publik termasuk pemerintah masih mendiskriminasikan kami,” imbuh Slamet.
Terkait beberapa perlakuan yang selama ini mereka terima tersebut, maka para penyandang disabilitas ini selalu mengampanyekan pentingnya diberikan kesempatan dan aksesibilitas pada fasilitas publik bagi penyandang disabilitas. “Kami juga ingin kebebasan, sama seperti manusia normal lainnya. Jadi jangan ada pembeda dengan kami dalam bidang apapun,” ungkapnya.
Selain sebagai simbol kebebasan, kata dia, pelepasan seribu ekor burung ini juga dilakukan sebagi bentuk penyelamatan lingkungan di Kota Malang. “Kota Malang merupakan daerah yang sejuk dan banyak hutan kota, tetapi jumlah burung terbang semakin berkurang karena dieksploitasi manusia,” pungkas Slamet. (say/dmb)