Berita

TN BTS Pamerkan Kekayaan Ranu Tompe

Sejauhmana kekayaan ekologi Ranu Tompe yang ada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) dieksplorasi oleh tim ekspedisi Ranu Tompe. Bertempat di Balai Besar TN BTS Arjosari Kota Malang, hasil-hasil fotografi tim ekspedisi dipamerkan, Selasa (26/11).

Presentasi kekayaan Ranu Tompe, Selasa (26/11)
Presentasi kekayaan Ranu Tompe, Selasa (26/11)

Dari foto yang dipamerkan, banyak sekali fakta yang bisa terlihat, di antaranya masih adanya jejak Harimau Jawa yang sudah dinyatakan punah. Pinang Jawa, Elang Jawa, Macan tutul, Macan kumbang, Berbagai jenis burung langka, babi, kijang, merak , anggrek yang bisa hidup di alam yang masih begitu alami.

Kepala Balai Besar TN BTS, Dr. Ayu Dewi Utari mengungkapkan, dengan adanya ekspedisi Ranu Tompe, bukan maksud untuk membuat Ranu itu menjadi tempat wisata. Tetapi TN BTS ingin mengidentifikasi sejauh mana kekayaan yang ada di Ranu Tompe yang kondisinya masih virgin.

“Ranu Tompe terletak di kawasan inti di kawasan hutan Semeru pada ketinggian 1.700 meter dpl. Setelah ekspedisi ini, kita semakin tahu betapa kayanya kita. Kini tinggal bagaimana merawatnya hingga kekayaan ini bisa terus menjadi kebanggaan dunia,” jelas Ayu, Selasa (26/11).

Dari ekspedisi Ranu Tompe, ditemukan cakaran pada pohon yang diduga cakaran Harimau Jawa yang dinyatakan sudah punah. Selain itu juga ada berbagai jenis fauna yang jenisnya ada kurang lebih 50 jenis satwa, baik kecil maupun besar.

“Temuan-temuan di Ranu Tompe mengindikasikan bahwa rantai makanan dan ekosistem Ranu Tompe masih utuh, mulai dari rantai terendah hingga tertinggi,” ujar Ayu.

Tidak hanya fauna, ayu menyebutkan di Ranu Tompe juga ditemukan berbagai jenis flora yang luar biasa. Dalam perjalanan sering terhambat berbagai jenis liana (rotan), berbagai jenis anggrek, pinang jawa, tanaman putih dada, jamur, dan lain sebagainya.

“Tompe yang masih perawan harus dilestarikan selama-lamanya, temuan-temuan di Ranu Tompe menunjukkan bukti Ranu Tompe merupakan contoh struktur hutan tropis asli,” tegas Ayu.

Ayu menambahkan, hasil temuan ini banyak yang perlu ditindaklanjuti dengan berbagai penelitian lanjutan. Sebagai kawasan inti, Ranu Tompe adalah kawasan untuk kepentingan perlindungan, hingga kunjungan ke area tersebut hanya boleh dilakukan hanya untuk kepentingan penelitian. Yang lain tidak boleh. (cah/dmb)

You may also like

Skip to content