Kenaikan harga daging sapi di Kota Malang mulai membuat pedagang daging sapi kelimpungan menjual dagangan. Sebab dengan naiknya harga daging sapi, pembeli daging sapi semakin berkurang, Rabu (27/11).
Penjual daging sapi di Jl. Cokroaminoto Malang, Abdul Azis mengungkapkan, saat ini harga daging sapi sudah naik Rp 5.000/kg. Kalau sebelumnya harga daging rawonan Rp 83.000, kini sudah menjadi Rp 88.000/kg, harga daging kelas dua yang biasanya Rp 87.000 kini Rp 93.000/kg, has dalam sudah mencapai Rp 100.000/kg yang sebelumnya Rp 95.000/kg.
“Kalau biasanya pembeli membeli seperempat kilogram, saat ini belinya satu ons saja, ini yang membuat dagangan kami per hari yang biasanya habis 1 kwintal, saat ini masih belum habis hingga siang hari,” terang Azis, Rabu (27/11).
Azis berharap, kenaikan harga daging tidak terus berlarut-larut, sebab sejak Idul Adha lalu, harga daging sapi sudah naik. Jika ini terus terjadi, tentu menyulitkan pedagang, sebab harga terus naik, sedangkan daya beli masyarakat saat ini sedang menurun.
Koordinator paguyuban jagal sapi Kota Malang, Abu Hasan menyebutkan, kenaikan harga daging sapi saat ini tidak lepas dari kelangkaan daging dan harga sapi yang terus naik. Akibat harga sapi naik, maka saat menjual daging sapi kepada para pedagang, tidak ada pilihan lain selain dengan menaikkan harga, kalau tidak ingin merugi.
“Harga sapi yang biasanya per kg timbangan Rp 37.000, saat ini sudah Rp 41.000. Dengan keadaan ini, harga jual daging jagal ke pengecer juga jadi ikut naik,” tegas Abu.
Harga satu ekor sapi ukuran paling besar yang biasanya Rp 20 juta juga ikut naik. Disebutkan Abu, saat ini harganya menjadi Rp 22 juta sampai Rp 23 juta. Kenyataan ini membuat harga daging sapi terus naik sejak Idul Adha lalu.
Dimana harga jual daging dari jagal menjelang Hari Raya Idul Adha, Rp 80.000 per kilogram. Harga itu naik per 1 November lalu menjadi Rp 83.000 per kilogram. Pada 11 November harga jual daging naik lagi menjadi Rp 86.000. Sekarang harga jual daging tembus Rp 90.000 per kilogram.
“Kalau di tingkat pengecer, harganya sudah mencapai Rp 100.000 per kilogram. Paling murah Rp 95.000 per kilogram,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kenaikan harga sapi membuat para jagal bingung untuk berproduksi. Menurutnya, jika tetap berproduksi, para jagal akan rugi, karena harga jual daging belum dinaikkan lagi. Jika harga jual dinaikkan, pembelinya yang menurun. (cah/dmb)