Menurut rencana, Senin (29/12) besok akan dilaunching dan mulai dioperasikan bus sekolah dan bus wisata di halaman Balai Kota Malang. Ada delapan bus yang akan diujicobakan oleh Wali Kota Malang, H. Moch. Anton. Dalam pengoperasiannya, Wali Kota Malang menggratiskannya sehingga dapat dinikmati dengan baik.
Dengan adanya bus wisata ini, diharapkan dapat meningkatkan tingkat kunjungan wisata ke Kota Malang, yang secara otomatis akan turut menaikkan PAD (Pendapatan Asli Daerah, red). “Besok, kedelapan bus itu akan kami ujicobakan dan mengelilingi jalan-jalan yang ada di Kota Malang. Dengan adanya bus wisata ini, kami juga akan meningkatkan lokasi atau tempat wisata yang ada di Kota Malang,” papar orang nomor satu di Kota Malang itu.
Sedangkan untuk bus sekolah, lanjutnya, akan diprioritaskan untuk siswa kurang mampu serta yang ada di pinggiran Kota Malang. “Nantinya kami akan mendata berapa jumlah siswa di Kota Malang, dan mempersiapkan beberapa sarana prasarana seperti halte-halte. Dengan adanya bus wisata dan bus sekolah ini sekaligus untuk mengurangi kemacetan lalu lintas,” beber politisi PKB itu.
Saat ditanya apakah nantinya akan merugikan angkutan kota (angkot), karena dapat berimbas pada menurunnya pendapatan para sopir, pria yang akrab disapa Abah Anton menampik anggapan tersebut. Menurutnya, nantinya siswa akan dilarang untuk menggunakan sepeda motor, khususnya yang belum mempunyai SIM C.
“Ada sekitar 3.000 siswa di Kota Malang setiap hari yang berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor. Dengan berkurangnya siswa yang mengendarai sepeda motor ini, maka akan memberikan peluang kepada angkot untuk menarik penumpang sebanyak mungkin. Justru kita peduli dengan angkot agar pendapatan mereka bertambah,” jelas Abah Anton
Untuk satu bus, lanjut dia, akan mengangkut 35 anak/penumpang. Jadi dengan kapasitas sebanyak itu tidak akan berdampak besar bagi angkot. “Justru angkot akan diuntungkan. Mari kita dukung program ini, sehingga Kota Malang tetap kondusif. Kalau ada sesuatu yang kurang pas, bisa didiskusikan dan kita duduk bersama. Aksi unjuk rasa bukan satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah,” pungkas Abah Anton. (say/dmb)