Di sebuah pertigaan Jl. Gajah Mada Kota Malang ada sebuah warung di pinggir jalan yaitu warung ‘Ngisor Nongko’ (dibawah pohon nangka_red). Meski tergolong warung pinggir jalan, namun orang-orang yang makan di warung ini dari semua kalangan.
Seperti halnya kemarin, Rabu (04/03), sekilas terlihat seperti hari-hari biasa, semua pelanggan warung makan bersama. Namun jika diperhatikan lebih teliti, saat itu ada sekelompok orang yang makan dalam satu meja di depan warung, yaitu tiga perempuan dan laki-laki. Diantara perempuan itu merupakan istri Wali Kota Malang, Hj. Dewi Farida Suryani.
Perempuan yang akrab disapa Umi Farida itu terlihat santai dan berbaur dengan pelanggan warung lainnya. Perempuan berjilbab itu memesan makanan dengan lauk sambal terung, tempe penyet, dan sup iga. Umi Farida terlihat menikmati semua makanan yang dipesannya bersama sekretaris pribadinya dan wartawan yang biasa makan di warung tersebut.
Umi mengatakan bahwa ia sudah biasa makan di warung pinggir jalan seperti ini meski dia adalah istri seorang wali kota. “Saya suka makanan di warung dibanding restoran, karena bumbu dan masakannya lebih enak dan lebih terasa. Saya suka pedas, dan masakan di warung ini sangat enak. Suatu saat nanti pasti saya makan disini lagi,” urai Ketua TP PKK Kota Malang itu.
Selain makanannya lebih enak, lanjut Umi Farida, dengan makan di warung pinggir jalan seperti ini, dia mengaku bisa berbaur dengan masyarakat semua golongan, dan tak jarang ada warga yang mengajak sharing berbagai persoalan yang dihadapi. “Dari keluhan, saran, maupun kritik dari masyarakat itu, saya bisa membantu dan atau menyampaikannya ke Wali Kota Malang,” jelasnya.
“Bagi warga Kota Malang yang kebetulan melihat saya makan di warung pinggir jalan, dan mau sharing tentang berbagai hal, kami persilahkan. Saya tidak mau ada kesan malu, sungkan, atau yang lain karena saya istri wali kota. Justru saya lebih senang apabila warga bisa menyampaikan segala sesuatunya daripada ada masalah di belakang hari,” pungkas Umi Farida. (say/yon)