Selama ini, sampah selalu dipandang sebagai hal yang kotor, tidak berguna, bau, menjijikan, dan sumber penyakit. Paradigma inilah yang menyebabkan sedikit sekali orang yang mau peduli dengan sampah. Paradigma ini jelas membuat ruang lingkup penanganan sampah menjadi sempit dalam praktiknya.
Selama ini pasti tidak ada yang mengira bahwa bahan yang yang tidak berguna dan dibuang oleh seseorang mempunyai nilai yang sangat tinggi jika diolah dengan serius. Bila sampah dikelola dengan baik, sampah yang tidak berguna itu dapat diubah menjadi banyak hal, seperti bahan pembuatan pupuk kompos, briket arang sampah, makanan ternak, bahan daur ulang, dan sumber pembangkit listrik.
Selain itu, sampah dapat dijadikan material reklamasi pantai, media budi daya jamur, bahan pembuatan pestisida organik, bahan batako, sumber biogas, bahan bioplastik dan biodiesel, media produksi vitamin, penyubur plankton, dan lain-lain. Maka dari itulah jangan anggap remeh sampah, karena ada harta terpendam di dalamnya.
Menyadari hal itu, Pemerintah Kota Malang melakukan pengelolaan sampah agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Atas berbagai upaya yang telah dilaksanakan itulah yang menghantarkan Kota Malang meraih prestasi tingkat nasional yang secara resmi diserahkan pada hari Rabu (29/4) saat penutupan Musrenbangnas (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional_red) di Jakarta.
Kota Malang telah dinobatkan dalam Top 25 Inovasi Pelayanan Publik 2015 atas inovasinya “Emas Hitam Dibalik Tumpukan Sampah” Kota Malang. Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Wali Kota Malang, H. Moch. Anton.
Penghargaan yang diperoleh di ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2015 yang merupakan program “One Agency, One Innovation” yang berarti bahwa seluruh kementerian, lembaga, provinsi, kabupaten, dan kota wajib menciptakan inovasi pelayanan publik setiap tahunnya.
Inovasi pelayanan publik merupakan jawaban atas peningkatan kualitas pelayanan publik yang selaras dengan revolusi mental, dimana sudah seharusnya Aparatur Sipil Negara (ASN) melayani masyarakat dengan baik.
Sementara itu, Abah Anton, demikian sapaan akrab Wali Kota Malang, melalui Kepala Bagian Humas, M. Nur Widianto, S.Sos menyatakan bahwa prestasi ini adalah prestasi yang membanggakan Kota Malang. Disaat sampah menjadi sebuah permasalahan rumit bagi kota/kabupaten lainnya, Kota Malang justru mampu memanfaatkannya untuk kepentingan masyarakat.
Dikatakan juga bahwa peserta Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2015 yang masuk dalam Top 40 akan difasilitasi untuk ikut kompetisi yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), yaitu United Nations Public Service Award (NNPSA) Tahun 2015. Selain itu juga akan segera diterbitkan dua buku yakni Top 99 dan Top 25 Inovasi Pelayanan Publik Indonesia tahun 2015 dengan dua bahasa yaitu Indonesia dan Inggris.
Kementerian PAN-RB selanjutnya akan bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menyelenggarakan Simposium Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2015 pada bulan Juni 2015 di Surabaya. Kegiatan itu direncanakan akan dibuka oleh Bapak Presiden dengan acara seminar, workshop, dan gelar inovasi pelayanan publik sekitar 200 gerai dengan peserta dari dalam maupun luar negeri. (say/hms/yon)