Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Salah satu upaya tersebut adalah dengan pembenahan transportasi dan penyediaan transportasi massal. Saat ini sudah ada bus sekolah dan bus wisata yang disediakan untuk masyarakat secara gratis.
Semua itu sangat diharapkan dan dibutuhkan oleh masyarakat, terutama karena untuk naik bus tersebut tidak dikenakan biaya sama sekali kepada penumpangnya. Kedua bus itu sangat tepat keberadaannya di Kota Malang, bahkan Pemkot Malang ditawari Bus Pasar. Namun masih akan dikaji, karena akan berdampak pada angkutan kota, yaitu pada pendapatan mereka (sopir angkot_red).
Demikian yang disampaikan oleh Wali Kota Malang, H. Moch. Anton dalam Acara Paparan Hasil Penilaian Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) Tahun 2015 di Ruang Sidang Balai Kota Malang, Jumat (22/05).
Bus Pasar itu, kalau jadi, terang pria yang akrab disapa Abah Anton itu, nantinya juga akan gratis. Untuk saat ini Kota Malang masih menolaknya. “Rencana keberadaan Bus Pasar ini baru Kota Malang, dan bahkan di tingkat Jawa Timur. “Ini salah satu inovasi Dishub. Dalam konteks ini, karena komitmen pemerintah dan masyarakat sinkron,” imbuhnya.
“Selain itu, Public Heritage Space juga akan dibangun bulan Juni mendatang. Dari Jl. Trunojoyo sampai Jl. Merdeka (Alun-alun Merdeka). Sehingga masyarakat akan lebih suka jalan kaki yang sekaligus bisa menyehatkan. Program ini dikolaborasikan dengan program Smart (City) dan Green City. Sistem mikrolet juga akan diperbaharui, yaitu dengan ditambah fasilitas AC misalnya. Dari semua itu, Kota Malang akan menjadi kota investasi tertinggi,” urai politisi PKB itu.
Terpisah, Ketua Tim Penilai WTN dari Kementerian Perhubungan RI, Pandu Yunianto mengatakan jika penilaian ini bukan ajang yang harus diperebutkan, tapi untuk membangun kebersamaan pemerintah daerah dengan pusat dalam bidang transportasi. “Selain itu juga sebagai sarana bimtek (bimbingan teknis_red) dalam mengatur transportasi jalan, agar sesuai dengan undang-undang yang berlaku,” jelasnya.
“Di Jl. Ijen saat difoto dari bus tingkat (bus wisata) yang dimiliki Kota Malang, sangat luar biasa. Penataan trotoar Jl. Ijen selalu jadi contoh bagi daerah lain, dan kami selalu membawa keliling Indonesia. Kami juga terkesan dengan Bus Sekolah. Gambarnya artistik, menggambarkan anak sekolah. Warna hijau menyejukkan, dan kalau menteri datang, jangan ragu untuk dipamerkan,” himbau Pandu.
Partisipasi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) melalui CSR (Corporate Social Responsibility_red), lanjut Pandu, sangat bagus di Kota Malang ini. Daerah lain masih berharap bantuan dari Kemenhub. “Tiap tahun kami selalu memberi bantuan kepada daerah lain. Sedangkan hal-hal yang perlu diantisipasi, dalam penilaian WTN, diantaranya penataan PKL (Pedagang Kaki Lima) dan pusat-pusat kuliner,” bebernya. (say/yon)