Berita

Industri Animasi Berkembang, Bekraf Buka Keran Investasi Asing

Klojen, MC – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia membuka keran investasi dari luar negeri untuk industri animasi dan perfilman. Hal itu disampaikan oleh Kepala Bekraf Indonesia, Triawan Munaf saat mengunjungi lomba animasi di Digital Innovation Lounge (DiLO) Malang, Kamis (31/3). Menurutnya, perkembangan dan kemajuan industri kreatif Indonesia, khususnya Kota Malang, selama ini sudah cukup bagus meski harus terus dioptimalkan.

Kepala Bekraf Indonesia Triawan Munaf didampingi Wali Kota Malang H. Moch. Anton saat mengunjungi DiLO Malang, Kamis (31/3)
Kepala Bekraf Indonesia Triawan Munaf didampingi Wali Kota Malang H. Moch. Anton saat mengunjungi DiLO Malang, Kamis (31/3)

Dalam rangkaian Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) 2016 yang digelar di Kota Malang, Triawan juga mengapresiasi positif atas kreativitas kaum muda Kota Malang khususnya dalam bidang animasi yang selama sudah banyak menembus pasar nasional. Ke depan dia berharap agar kreativitas dari Kota Malang ini bisa menembus pasar internasional.

Terkait investasi asing, Triawan mengaku tidak akan mengganggu eksistensi pasar di dalam negeri, karena pihak asing hanya menginvestasikan dananya. “Mereka datang ke Indonesia untuk berinvestasi, dan jika nantinya mereka memperoleh keuntungan, itu wajar, karena itu bisnis. Misalnya mereka investasi di dunia perfilman, maka yang dikerjakan atau investasinya seputar film Indonesia, bukan film asing,” jelasnya.

Dari sisi anggaran atau permodalan, dituturkan oleh Triawan jika dunia perfilman kita terkadang memang masih terkendala dan kurang. Maka dari itu, pemerintah memberikan kesempatan kepada pihak luar negeri untuk berinvestasi. “Dengan demikian nantinya diharapkan akan semakin menumbuhkembangkan dunia perfilman Indonesia,” harap Triawan.

Selain modal, lanjut dia, dari segi tenaga pengajar dan keahlian di bidang perfilman maupun animasi ini, kita sebenarnya juga memerlukan tenaga dari luar negeri. “Untuk semakin menambah ilmu dan keahlian tenaga perfilman kita seperti sutradara, produser, juru kamera dan lain-lain, akan lebih optimal jika ada tambahan tenaga pembimbing dari luar negeri,” sambung Triawan.

“Jika dimungkinkan, pihak luar negeri juga bisa mendirikan sekolah animasi dan perfilman di Indonesia. Jadi ada tempat pembelajaran khusus bagi bagi kaum muda Indonesia yang kreatif dan inovatif ini. Satu catatan yang perlu digarisbawahi adalah, pihak asing hanya investasi modal dengan imbal balik keuntungan dan tidak boleh membawa tenaga ahli dari Indonesia setelah mereka terampil,” pungkas Triawan. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content