Klojen, MC – Di Olimpiade Sains Tingkat Nasional, inovasi anak-anak muda Kota Malang kembali menunjukkan kualitasnya. Studi Pengolahan Air Lindi yang sebelumnya berhasil menembus ajang Penghargaan Energi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2016, kini terpilih masuk menjadi grand finalis Olimpiade Sains Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Pertamina.
Final rencananya akan digelar bulan November di Jakarta dan akan kembali berlomba dengan pesaing dari berbagai daerah. Atas raihan tersebut, inovasi Air Lindi yang dipelopori Hardiansyah, Gadis Maulina, dan Izah dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) itu mendapat sokongan dana dari Pertamina untuk membuat instalansi pengolahan Air Lindi.
Gadis Maulina, salah satu anggota tim mengatakan, sebelum masuk nominasi final, awalnya proposal mereka berhasil menyingkirkan ratusan proposal lain dari berbagai universitas se-Indonesia dan berhasil masuk babak 45 besar.
“Setelah itu kami juga berhasil menyingkirkan peserta lain dan masuk ke babak grand final yang akan digelar pada tanggal 19 sampai 25 November mendatang,” kata Gadis, Rabu (26/10)
Inovasi Pengolahan Air Lindi awalnya muncul saat mengikuti Lomba Inovasi Teknologi (Inotek) Kota Malang 2016 yang digelar Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang yang kemudian diikutkan ke berbagai kompetisi termasuk yang digelar oleh Pertamina.
Menanggapi prestasi tersebut Wali Kota Malang H. Moch Anton mengaku bangga karena para anak muda di Kota Pendidikan ini tidak pernah berhenti mencari inovasi terbaru di berbagai bidang.
Ditambahkan Walikota yang akrab disapa Abah Anton itu, dengan banyaknya inovasi dan kreasi khususnya dari anak muda bisa membawa dampak positif bagi warga masyarakat Kota Malang.
“Seperti inovasi Air Lindi yang menghasilkan energi, ini temuan yang cukup membanggakan dan diakui kalangan akademisi tingkat nasional bahkan juga oleh Kementerian ESDM,” kata Abah Anton.
Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota Malang itu berharap dukungan dan doa dari masyarakat agar inovasi Air Lindi bisa menjadi yang terbaik dalam ajang olimpiade sains tersebut. “Pemkot Malang sangat mendukung inovasi dan kreativitas anak muda,” imbuhnya.
Ide munculnya inovasi air lindi bermula dari fakta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi diikuti gerak urbanisasi yang cukup pesat, sehingga sampah naik sekitar 600-800 ton tiap harinya. Hal itulah yang diamati oleh para ilmuwan dari UB dan melihat potensi sampah itu menghasilkan 800 liter air lindi per hari nya.
Dalam kajian ilmiah, air lindi merupakan cairan yang dihasilkan dari pemaparan air hujan pada timbunan sampah. Cairan ini membawa materi tersuspensi dan terlarut yang merupakan produk degradasi sampah, komposisinya dipengaruhi beberapa faktor seperti jenis sampah terdeposit, jumlah curah hujan di daerah TPA (Tempat Pembuangan Akhir_red) dan kondisi spesifik tempat pembuangan tersebut.
Mengandung senyawa organik seperti Hidrokarbon, Asam Humat, Sulfat, Tanat dan Galat dan senyawa anorganik seperti Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Khlor, Sulfat, Fosfat, Fenol, Nitrogen dan senyawa logam berat yang tinggi. Sehingga keberadaan air lindi yang dibarengi dengan inovasi dan teknologi di sekitar TPA Supit Urang dapat dijadikan sebagai sumber energi listrik terbarukan. (say/yon)