Lowokwaru (malangkota.go.id) – Agar pendidikan layak dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, khususnya bagi warga yang berada di daerah pinggiran, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI melakukan berbagai terobosan, seperti halnya program pendirian perpustakaan di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T). Dengan demikian, nantinya juga akan turut mencerdaskan generasi bangsa yang ada di daerah 3T, dan pemerataan pendidikan pun bisa tercapai.
Mendikbud RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP saat menjadi keynote speech Uji Publik RUU Sistem Perbukuan 2017 yang digelar di Universitas Muhammadiyah Malang, Rabu (22/3), menuturkan bahwa keberadaan perpustakaan di daerah pinggiran ini sangat penting. Selain merupakan kebutuhan, hal tersebut sekaligus untuk meningkatkan minat baca masyarakat, terutama bagi kalangan pelajar.
“Penempatan perpustakaan ini akan disesuaikan dengan kondisi tiap daerah. Bisa di desa, kantor kelurahan atau kecamatan. Di sisi lain, pemerintah desa juga ada program yang sama, sehingga nantinya bisa dikombinasikan atau disinergikan,” jelas mantan Rektor UMM itu.
Lebih lanjut disampaikannya, nantinya juga akan ada perpustakaan keliling yang akan meng-cover beberapa daerah, dan Mendikbud siap membantu untuk kendaraan operasionalnya. Setidaknya saat ini sudah ada 170 mobil yang dipersiapkan guna menunjang program tersebut. “Kami berharap semua pihak terkait, terutama Dinas Pendidikan setempat dan pemerintah daerah turut mendorong suksesnya program ini,” harapnya.
RUU Sistem Perbukuan yang saat ini sedang dibahas dan di uji publik ini, dikatakan Menteri Muhadjir nantinya kalau sudah disahkan akan turut menguatkan serta mengoptimalkan program perpustakaan daerah. “Berbagai hal yang berhubungan dengan buku, seperti pengadaan, harga buku, distribusi dan lain-lain, akan diatur dalam RUU tersebut,” pungkasnya. (say/yon)