Klojen (malangkota.go.id) – Setelah sukses meraih prestasi dalam lomba Inovasi Teknologi (Inotek) Kota Malang 2016, mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang melanjutkan tren positifnya dengan meraih hasil memuaskan di ajang Pertamina Olimpiade Sains yang digelar di Jakarta.
Tim yang terdiri dari lima mahasiswa UB itu mengembangkan penelitian pemanfaatan air lindi (air yang keluar dari timbunan sampah) menjadi listrik hingga mampu meraih peringkat keempat. Mereka adalah Hardiansyah, Gadis Maulina, Sa’diyyatul Azizah, Lazuardi Kusumandaru, dan Dimas Yusuf Irawan dengan Dosen Pembimbing Angga Dheta Shirajudin A, S.Si, M.Si. Dewan juri dalam ajang ini pun dari berbagai daerah di ASEAN.
Sa’diyyatul Azizah mengungkapkan penelitian pemanfaaatan air lindi ini sudah dilakukan penyempurnaan saat tampil di ajang Pertamina Olimpiade Sains. Jika dulu saat di Inotek masih menghasilkan tenaga listrik sebesar 0,3 watt, di ajang Pertamina Olimpide Sains sudah menghasilkan listrik 3 watt.
“Selain bisa menghasilkan listrik, kelebihan penggunaan air lindi juga ramah lingkungan. Ini yang membuat nilai lebih temuan kami dibandingkan peserta lain di tingkat ASEAN,” jelas Azizah, Kamis (6/4).
Raihan peringkat keempat di kompetisi tingkat ASEAN ini banyak membawa berkah bagi Azizah. Selain mendapatkan pengalaman bisa tampil di ajang internasional, ia juga mendapat hadiah dari kampusnya yaitu dibebaskan untuk tidak membuat skripsi.
“Alhamdulillah dengan sukses di Jakarta lalu, saya dibebaskan dari membuat skripsi dengan nilai A. Dengan hasil ini saya bisa lulus tahun ini dengan nilai bagus,” ucap Azizah dengan nada gembira.
Selama ini, diceritakan Azizah rata rata penduduk Indonesia 49,7 % diantaranya bermukim di daerah perkotaan yang jelas banyak menghasilkan sampah organik sebesar 60-55 persen dari 25.000 m3 per hari.
Besarnya sampah yang dihasilkan masyarakat perkotaan akan menimbulkan pencemaran limbah cair berupa air lindi. Sebenarnya air lindi adalah air yang timbul akibat masuknya air eksternal ke dalam timbunan sampah yang melarutkan dan membilas materi materi terlarut yang mencemari lingkungan.
Karena lebih ramah lingkungan, Azizah berharap penelitian air lindi ini ke depan bisa terus dikembangkan, termasuk oleh pemerintah atapun perusahaan. Menurutnya dengan menggunakan teknologi air lindi yang selama ini menjadi masalah karena mencemari lingkungan bisa dimanfaatkan menjadi energi listrik terbarukan.
Sementara itu Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Barenlitbang) Kota Malang Drs. Wasto, SH, MH mengungkapkan rasa bangganya dengan kesuksesan yang diraih alumni Inotek Kota Malang itu. Disampaikannya, keberhasilan ini semakin memotivasi untuk lebih banyak menggelar kejuaraan serupa untuk melahirkan generasi hebat dari Kota Malang.
“Seiring sukses ini pasti ke depan akan semakin banyak lagi yang meneliti sehingga bisa diwujudkan temuan-temuan yang lebih ekonomis, aplikatif dan ramah lingkungan,” terang Wasto.
Sebagai tindak lanjut untuk memunculkan ilmuwan-ilmuwan andal dari Kota Malang, Bareblitbang Kota Malang saat ini kembali menggelar Lomba Inovasi Teknologi (Inotek) 2017. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang Inotek 2017 bisa langsung ke Kantor Barenlitbang Kota Malang atau mengunjungi http://inotek.malangkota.go.id. (cah/yon)