Blimbing (malangkota.go.id) – Setelah selama kurang lebih empat bulan menjadi santri di Ponpes At-Taubah yang ada di Lapas Kelas I Lowokwaru, sebanyak 33 santri yang merupakan warga binaan lapas diwisuda dan dinyatakan layak menjadi guru mengaji. Nantinya mereka juga akan menjalani pelatihan khusus untuk dididik menjadi dai selama tiga bulan.
Kepala Lapas Kelas I Lowokwaru, Krismono disela-sela acara wisuda, Selasa (20/02), mengatakan selama jadi santri, para warga binaan ini dibekali berbagai ilmu agama. Seperti halnya cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar sebagai bekal hidup mereka kelak setelah keluar dari lapas.
Dari 2.509 warga binaan, 50 persennya adalah tersangkut kasus narkoba, dan dari jumlah tersebut yang menjadi santri sebanyak 251 orang. “Mendekatkan diri kepada Tuhan YME merupakan cara yang paling tepat untuk menyadarkan warga binaan,” imbuh Krismono.
Lebih jauh Krismono mengatakan, tak hanya warga binaan yang beragama Islam yang diwadahi di lapas ini, karena pihak lapas pun menyediakan tempat ibadah bagi pemeluk agama lain. Dengan demikian, pembinaan dan pembentukan mental berjalan optimal bagi semua penghuni lapas.
“Ssetiap hari besar agama pun selalu dirayakan dengan meriah dan melibatkan para tokoh agama serta masyarakat setempat. Jadi ada rasa keadilan bagi semua pemeluk agama di lapas ini,” jelasnya.
Dengan pembinaan mental yang serius ini, terang Krismono, maka diharapkan dari Lapas Kelas I ini akan terlahir manusia-manusia bermoral dan bahkan menjadi contoh di masyarakat.
“Selama ini lapas sudah menelurkan orang-orang baik dan salah satu buktinya ada ponpes di Kabupaten Malang dengan ratusan santri yang dididirikan santri alumni binaan lapas ini,” pungkas Krismono. (say/yon)
