Klojen (malangkota.go.id) – Tak kurang dari 1.000 penari menyajikan berbagai tari tradisional yang dipadukan dengan tari modern di salah satu mal yang berada di Jl. Veteran Kota Malang. Selain untuk memeriahkan Hari Tari Dunia yang diperingati setiap tanggal 29 April, gelaran ini juga sebagai sarana berekspresi bagi para seniman, khususnya seniman muda.
Selain itu, perhelatan ini juga sebagai bukti agar masyarakat tahu bahwa seni budaya bangsa yang juga warisan leluhur ini sangat bagus dan tidak kalah dengan budaya dari luar.
Para penari unjuk penampilan sejak pukul 10.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Berbagai tarian tradisional seperti Tari Gandrung dan Tari Topeng Malangan tampil bergantian dengan tari modern seperti halnya hip-hop dance.
Setidaknya hal itulah yang disampaikan oleh ketua penyelenggara, Dwi Cahyono Sabtu malam (28/4). Menurut pria yang juga penggiat seni itu, konsep peringatan Hari Tari Dunia kali ini memang perpaduan antara seni tradisional dan modern. “Sehingga dalam gelaran yang melibatkan penari dari Bali, Jawa Timur dan Jawa Barat ini terkesan tidak terkotak-kotak,” jelasnya.
Mengambil tema Save Malang Heritage dan melibatkan para penari dan panitia dari generasi muda, Dwi berharap melalui penyelenggaraan ini budaya warisan leluhur tak pudar digerus kemajuan zaman. “Generasi muda harus terus menjaga, melestarikan dan mempublikasikan berbagai budaya bangsa ini, sehingga publik pun sadar bahwa budaya kita memiliki nilai lebih dibanding budaya bangsa lain,” imbuhnya.
“Selain itu, nantinya akan lebih banyak lagi masyarakat, terutama kaum muda yang peduli dan menjaga berbagai seni budaya bangsa ini,” pungkas Dwi. (say/yon)