Tarakan (malangkota.go.id) – Mengusung tema ‘Penguatan Kerjasama Antar Daerah Dalam Mengoptimalkan Potensi Daerah’, Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) yang dilaksanakan di Kayan Multifunction Hall, Hotel Tarakan Plaza, Rabu (25/7) dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri RI, Dr. Sumarsono, MDM.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Plt. Wali Kota Malang Drs. Sutiaji tampak hadir bersama 97 wali kota lainnya. Sementara itu, Wali Kota Tangerang Selatan yang juga adalah Ketua Dewan Pengurus Apeksi, Airin Rachmi Diany mengatakan jika kawasan kota yang relatif memiliki sarana dan infrastruktur yang lebih bagus, sering dihadapkan pada persoalan urbanisasi, dan penataan dan pengembangan wilayah perbatasan.
Selain itu juga dihadapkan dengan tumbuhnya banyak pedagang kaki lima serta pemukiman padat, dan persoalan lingkungan seperti banjir, sampah dan limbah industri serta pencemaran udara.
“Dan realitasnya, semua itu tidak bisa lagi ditangani oleh kota itu sendiri. Dibutuhkan suatu kerjasama dengan daerah (kota) lainnya. Ini yang menjadi pilihan tema Rakernas ke-13 Apeksi, membobotkan pada penguatan kerjasama antar daerah,” tegas Airin.
Menanggapi apa yang dikatakan Ketua Dewan Pengurus Apeksi, Plt. Wali Kota Malang Drs. Sutiaji mengatakan bahwa kerjasama antar daerah adalah keniscayaan. Menurutnya memang daerah memiliki karakteristik yang berbeda beda, masyarakatnya juga beragam, demikian juga dengan potensi yang dimiliki.
“Oleh karenanya, membangun networking menjadi keharusan, apabila ingin mengakselerasi percepatan pembangunan daerah maupun nasional,” imbuhnya.
Ditambahkannya, konsep sister city yang dulu lazim dilakukan diantara dua kota dan antar negara, kini sudah dan juga harus bertransformasi menjadi konsep sister city di antara kota-kota di Indonesia.
Lebih jauh Sutiaji menyampaikan bahwa hal itu pula yang juga ditekankan Pemerintah Pusat, dengan pergeseran kegiatan studi banding menjadi studi tiru dalam koridor best practice dan ragam potensi mampu tersebar lebih kuat dan tajam.
“Isu penguatan kerjasama antar daerah pada Rakernas ke-13 Apeksi diantaranya dikonkritkan dengan program konektivitas antar aparatur wilayah (camat dan lurah) serta jejaring produk (unggulan) daerah,” sambungnya.
“ASN Kota Malang, selain core-nya pelayanan, juga harus mampu menjadi seorang promo marketing. Terlebih rekan-rekan camat dan lurah harus mengenal potensi wilayahnya serta membangun networking. Secara faktual, warga migran Jawa merupakan etnis terbesar ketiga di Tarakan, dan bertepatan panitia pusat serta lokal juga menekankan kerjasama dimaksud, maka kita tekankan ini untuk dimaksimalkan serta dioptimalkan,” urai Sutiaji.
Seperti sambutan dan pertemuan dengan warga Arema di Tarakan, Sutiaji juga minta agar mereka mampu jadi inkubator produk-produk Malang ke Tarakan. Misalnya tempe yang ternyata juga diolah warga Malang tapi belum termaksimalkan, sementara peminatnya makin banyak di Tarakan.
“Ini terobosan program yang masih bisa dieksplor. Pasca-Rakernas, hasil networking dan koordinasi sesama aparatur, saya akan tekankan masing-masing wilayah mampu membuat mapping produk yang dapat berbagi dengan daerah lain, bersifat mutualisme, saling menguatkan, serta membangun kampung-kampung Arema di daerah-daerah lainnya sebagai inkubator produk Kota Malang,” imbuhnya.
Pria ramah yang juga penyuka kuliner pedas ini juga menekankan, bahwa langkah tersebut juga bagian serta bentuk komitmen Kota Malang dalam membangun dan mengoptimalisasikan budaya daerah untuk menjadi dan memperkaya destinasi kota.
Seperti diketahui, bersamaan dengan Rakernas Apeksi XIII di Kota Tarakan, Plt. Wali Kota Malang mengajak serta camat dan lurah se-Kota Malang untuk ikut menjadi delegasi. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah di wilayah kelurahannya kepada pemerintah kota lainnya yang juga hadir di event tersebut.
Kepada jajaran perangkat wilayah, Sutiaji juga menyampaikan beberapa poin penting yang menjadi fokus utama pembahasan pada pertemuannya dengan Presiden RI Joko Widodo di Istana Bogor hari Senin (23/7) lalu.
Salah satunya adalah usulan adanya dana kelurahan, karena selama ini hanya desa yang mendapatkan dana hibah untuk digunakan sebagai dana pembangunan.
“Insyaallah di tahun 2019 akan ada dana kelurahan sebesar 1 milyar rupiah, namun karena kelurahan bukan OPD maka pertanggungjawabannya ada di tingkat kecamatan. Harapannya, masing-masing kelurahan dapat memanfaatkan dana tersebut dengan baik untuk pembangunan di wilayahnya masing-masing,” jelas pria berkacamata itu.
Peningkatan kualitas pelayanan publik, kata dia, juga menjadi fokus penekanan pada camat dan lurah se-Kota Malang, karena jajaran camat dan lurah merupakan perpanjangan tangan pemerintah kota kepada masyarakat.
Sementara itu Dirjen Otda Kemendagri Dr. Soni Sumarsono, MDM menegaskan kerjasama antar daerah harus dilakukan. Namun ditekankannya agar jangan hanya antar kota karena merasa ikatan kelembagaan, namun juga dikuatkan kerjasama antara kota dengan kabupaten maupun antara kota dengan provinsi.
Dan hal lain yang diberikan catatan dan apresiasi oleh Soni adalah pelibatan peserta hingga jumlahnya puluhan bahkan ratusan. Menurutnya hal itu adalah hal bagus untuk makin menguatkan semangat kebangsaan.
“Oleh karenanya, jumlah peserta jangan hanya dilihat semata cost. Sekarang kita perlu membangun forum nasionalisme. Jadi Pemerintah Pusat memahami, men-support pelibatan peserta sebanyak mungkin di acara Rakernas,” ungkapnya.
“Melalui acara seperti ini, daerah (tuan rumah) mendapat multiplier effect di sisi ekonomi, pariwisata dan kepada masyarakat juga dialirkan kekayaan budaya nusantara yang terrepresentasikan dari 98 kota yang ada. Jadi kepada wali kota, pada setiap gelaran Rakernas jangan segan kirim peserta sebanyak mungkin,” pungkas Soni. (say/yon)