Berita

Sutiaji: Ekonomi Kreatif Berbasis Digital Sebuah Peluang

Blimbing (malangkota.go.id) – Dalam Seminar Nasional Strategi Bisnis Enterpreuner di Era Digital yang digelar di Hall Widyagraha Universitas Widyagama Malang, Sabtu (3/11), Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji yang menjadi keynote speaker mengungkapkan bahwa ada tawaran investasi yang mencapai tidak kurang dari delapan triliun ke Kota Malang.

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji saat menjadi keynote

“Itu artinya Kota Malang memiliki potensi dan daya tarik yang tinggi,” imbuh wali kota penghobi olahraga bulu tangkis itu kepada Asosiasi Jejaring Pengusaha Nasional yang turut hadir dalam semnas kali ini.

Kurang lebih 500 peserta hadir dalam seminar yang merupakan sinergi bareng Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi dan Prodi Akutansi dan Ikatan Akuntan Indonesia Komda Malang Raya serta Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) wilayah Jawa Timur.

Pria ramah itu juga juga tak henti-hentinya memperkenalkan Kota Malang di berbagai event, seperti halnya yang terpotret di sela-sela road show kedinasan ke Jakarta beberapa waktu lalu.

Selain Wali Kota Malang selaku keynote speaker, seminar nasional ini juga menghadirkan M. Fikri (founders Bukalapak), Sarah Keihl (Owner Keylabs & CEO Taichan Goreng Malang) dan Dr. Gunarianto, SE, M.Si.

Wali Kota Malang memberikan apresiasi pada kegiatan ini yang merupakan salah satu pergerakanan ekonomi kreatif di Kota Malang. Harapannya, usai dari acara ini akan muncul entrepreneurship-entrepreneurship muda di Kota Malang.

Pemerintah akan mendukung dengan membangun infrastuktur smart city yang terintegrasi dengan tata kelola pemerintah. “Kalau di Blitar ada kampung digital, maka sebentar lagi di seluruh wilayah Malang akan berbasis dan terakses IT. Jadi tidak satu kampung saja yang melek teknologi,” imbuh Sutiaji.

Sementara itu Wakil Rektor I Universitas Widyagama Malang, Prof. Dr. Ir. Sukamto, MS dalam sambutannya berharap agar tema seminar ini bisa dimanfaatkan secara maksimal.

“Sekarang memang eranya semua transaksi semua proses dikendalikan oleh sistem. Industri juga begitu, siapa yang tidak mengikuti sistem akan terlindas. Nanti efeknya tenaga kerja industri akan dikurangi. Tapi kampus tidak kurang akal, khususnya kampus Widyagama. Kita bekali dengan berbagai macam kompetensi dan inovasi. Siapa yang bisa berinovasi, punya kompetensi tetap bisa eksis,” urainya.

Widiyanto Saputro, Ketua Harian Pengurus Pusat Japnas pada kesempatan ini menyampaikan bahwa ada banyak perubahan yang terlihat dan dirasakan. “Hari ini informasi menjadi sebuah industri tersendiri. Hari ini kami melihat ada sebuah perusahaan, ada orang punya bisnis ojek nggak pernah beli pentil ngak pernah ganti ban, bisnisnya gede,” jelasnya.

Ditambahkannya, ada orang menguasai bisnis taksi tapi tidak punya taksi. Ada media besar sekali tapi tidak punya konten, tidak pernah sekalipun menulis berita. Ada begitu banyak perubahan.

“Beberapa tahun yang lalu, kita melihat anak-anak muda ada di dalam rumah tiba-tiba dapat kiriman duit karena pelihara tuyul. Padahal mereka mendesain, hasilnya kirim via email, duitnya dikirim. Ada begitu banyak perubahan. Kita mulai perlu berbenah kesana. Kita perlu menyiapkan kesana,” tukasnya. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content