Artikel

Jelang Porprov VI Jatim, Imelda Optimis Raih Hasil Terbaik

Kedungkandang (malangkota.go.id) – Kurang lima bulan lagi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VI Jawa Timur di Tuban, atlet sepeda BMX Kota Malang Imelda Tabita Deswari Putri semakin giat berlatih untuk menghadapi event tingkat provinsi tersebut.

Atlet Balap Sepeda Kota Malang, Imelda Tabita didampingi guru dan pelatihnya di SMPN 10 Kota Malang, Senin (11/3/2019).

Sebagai atlet balap BMX, Imelda selalu menunggu event Porprov VI, karena event ini digelar hanya empat tahun sekali. Oleh karena itu, siswi SMPN 10 Malang itu selalu giat berlatih dan harus membagi waktu antara latihan dan belajar di sekolah agar dapat memenangkan kompetisi.

“Setiap pagi dan sore saya selalu latihan dan latihan. Harapannya, pada saat tampil di Porprov VI nanti bisa menjadi yang terbaik,” ucap Imelda, Senin (11/3/2019).

Imelda yang sudah pernah menorehkan prestasi di berbagai kejuaraan tingkat yunior tetap optimis menjadi yang terbaik di Porprov VI. Pengalaman selama ini akan menjadi modal bagi penggemar bakso Malang ini untuk bisa tampil menjadi yang terbaik.

Selain meraih prestasi di berbagai kejuaraan lokal dan nasional. Imelda juga pernah meraih juara kedia di tingkat internasional, yakni di Thailand pada Mei 2018. Prestasi itu ditorehkan Imelda dalam kejuaraan BMX Asian Championship.

Berdasarkan pengalaman itulah Imelda kini disiapkan tampil di tiga nomor berbeda pada Porprov VI di Tuban yakin nomor BMX, Road Race dan MTB.

Sementara itu, guru SMPN 10 Kudro Handoko  mengatakan bahwa Imelda merupakan salah satu siswa yang berprestasi. Imelda selalu berlatih dan sekolah yang sudah menjadi rutinitasnya. Namun demikian, kata dia, seorang siswi tidak tertutup kemungkinan akan menemukan kejenuhan dengan rutinitas itu.

“Di sinilah peran orang tua, pelatih dan guru untuk membuat siswi seperti Imelda bisa tetap ceria, berprestasi di puncak dengan tidak melupakan pendidikan,” kata Handoko.

Jika tidak dibantu menciptakan suasana yang nyaman, kata dia, atlet seperti Imelda akan bisa mengganggu prestasi. Jika hal itu terjadi, tentu tidak hanya atlet yang rugi tapi juga sekolah, Kota Malang dan juga bangsa ini yang kehilangan generasi terbaik.

“Oleh karena itu, selain menjadi guru tugas kami di sekolah adalah membimbing para siswa untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki,” tutup Handoko. (cah/ram/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content