Klojen (malangkota.go.id) – Di bengkel kecil bernama UB Tech yang terletak di selatan Gedung Rektorat Universitas Brawijaya Malang, tim kecil berisikan seorang dosen dan delapan orang mahasiswa Fakultas Teknik bekerja siang malam berusaha keras untuk menyelesaikan sebuah ventilator lokal.
Ventilator komersial yang masih didatangkan secara impor, kini banyak dibutuhkan rumah sakit rujukan yang merawat pasien Covid-19. Sayangnya, untuk pengadaan alat tersebut terbendung oleh harganya yang sangat mahal, yaitu antara Rp300 juta hingga Rp600 juta per unit. Seiring jumlah penderita Covid-19 yang terus bertambah, kebutuhan ventilator pun terus bertambah. Kondisi inilah yang menjadi alasan bagi tim UB Tech untuk mencipta dan mengembangkan ventilator baru.
Ketua tim pembuatan ventilator, Waru Djuritno, Selasa (12/05/2020), mengungkapkan dengan memanfaatkan bahan sederhana dan banyak dijumpai di pasaran, alat bantu pernafasan lokal ini mulai dikembangkan. Meski tidak mirip dengan ventilator impor, namun karya dosen dan mahasiswa ini memiliki tingkat akurasi serupa dengan standar medis.
“Sejumlah sensor elektronik dan mekanis berkolaborasi dalam mengatur setiap tarikan nafas pasien Covid-19, sehingga asupan oksigen sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasien dan berarti bahwa oksigen yang keluar tidak akan terbuang jika tidak dibutuhkan,” imbuh Waru.
Selain fungsinya seperti ventilator medis impor, terang dia, inovasi ini memiliki kelebihan lain yaitu dari sisi nilai rupiah atau biaya pembuatan. “Meski masih dalam tahap uji coba dan penyempurnaan, ventilator ini hanya membutuhkan biaya pengadaan alat kurang dari Rp25 juta per unit atau kurang dari sepuluh persen harga ventilator komersial,” urai Waru.
Jadi tentang ventilator itu sendiri, disampaikannya tingkat akurasinya itu sebenarnya tergantung pada komponen yang digunakan atau sparepart yang digunakan. Tapi sejauh yang saya ketahui, komponen yang tersedia di pasaran sebenarnya sudah bisa digunakan untuk memenuhi tingkat akurasi tersebut.
“Hanya saja untuk mendapatkan karakteristik yang sangat mirip dengan ventilator komersial, kita mesti menggunakan komponen yang spesial juga. Sebagai contoh untuk mendapatkan aliran udara yang benar-benar bisa mengikuti kebutuhan pasien,” papar Waru.