Malang, (malangkota.go.id) – Inovasi di sejumlah wilayah Kota Malang terus bermunculan dan berkembang, termasuk di beberapa RW Kelurahan Cemorokandang yang berinovasi mengembangkan budidaya anggrek hingga aksesori hiasan pot tanaman atau dikenal dengan makrame. Untuk mengetahui secara langsung, Wakil Wali Kota Malang, Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko pun mengunjungi kawasan tersebut sambil mengajak warga sekitar menanam pohon pule sebagai gerakan penghijauan, Sabtu (13/03/2021).
Selain melakukan penanaman pohon yang secara rutin digiatkan, Bung Edi sapaan akrab Wakil Wali Kota Malang mengunjungi beberapa titik di wilayah Kelurahan Cemorokandang, seperti RW 10 yang mempunyai green house untuk pembudidayaan tanaman anggrek. “Keren, keren, ini ada hal yang menarik dan juga sebuah pengalaman dari petani anggrek,” ujar Bung Edi saat berkeliling melihat bibit anggrek.
Di kawasan Kelurahan Cemorokandang ini ada lima pembudidayaan anggrek dan tiga green house yang dikelola oleh warga setempat untuk mengembangkan budi daya anggrek. Pengembangan budi daya anggrek ini salah satunya lahir karena dampak pandemi Covid-19. Atas inisiasi warga, lahan fasum yang tidak terpakai pun dimanfaatkan untuk bercocok tanam anggrek agar ekonomi warga khususnya warga yang profesinya terdampak pandemi bisa terus berputar.
Pada kesempatan ini, Bung Edi yang hadir didampingi oleh istri, Elly Estiningtyas melihat dan mempraktikkan secara langsung dari kelompok petani anggrek setempat bagaimana cara mengeluarkan bibit anggrek botol untuk ditanam. Bung Edi juga melihat berbagai varian anggrek yang dibudi daya di sini, seperti anggrek bulan, anggrek hitam, anggrek cattleya dan lain-lain.
Anggrek yang dibudidayakan dijual dengan sistem sharing profit dan satu pintu baik secara online melalui marketplace maupun langsung di tempat. Konsumen anggrek dapat mengunjungi langsung tempat pembudidayaan untuk membeli tanaman anggrek. Dengan bercocok tanam anggrek ini, ekonomi warga yang terdampak pandemi bisa berputar. Perputaran ekonomi dari budi daya anggrek ini cukup cepat cepat karena tanaman anggrek tidak perlu menunggu berbunga untuk dapat dijual. Melainkan dari usia bibit, remaja, hingga berbunga anggrek sudah memiliki nilai jual yang bervariasi.
Bung Edi mengapresiasi berbagai inovasi yang tengah dilakukan warga Kelurahan Cemorokandang di tengah masa pandemi Covid-19 ini. “Potensi budi daya anggrek ini jika dikembangkan ke depan akan menjadi peluang yang sangat baik,” ungkap Bung Edi.
Warga pun sangat antusias dan menyambut baik kehadiran Bung Edi sebagai bentuk perhatian khusus dari pemerintah Kota Malang. Selain lingkungan menjadi lebih sejuk melalui kegiatan tanam pohon, warga RW 10 berharap dapat terwujud wisata kampung anggrek di kawasan ini. Sehingga Kota Malang sebagai salah satu gudangnya anggrek bisa dikenal oleh masyarakat luas. (eka/ram)