Malang, (malangkota.go.id) – Mengatasi dampak banjir bandang yang menerjang Kota Malang, berbagai pihak terus bahu-membahu menangani warga yang terdampak. Termasuk di Kampung Putih Kota Malang tampak dilakukan bersih-bersih akibat banjir oleh sejumlah pihak, Jumat (5/11/2021).
Demikian juga di penampungan pengungsi wahana Edupark Senaputra, Tagana Kota Malang juga membuka dapur umum. Tujuannya untuk memastikan ketersediaan makanan bagi para pengungsi.
Warga RT 6 RW 7 Kampung Putih Kota Malang, Budiono mengungkapkan banjir di Kampung Putih ini seingatnya sudah terjadi ketiga kalinya. Dulu sekitar tahun 1960-an, kemudian 2016 dan 2021 ini. “Dari tiga banjir besar yang terjadi sejak 1960, kemarin adalah yang paling besar. Tetapi karena sudah terbiasa banjir, saya tidak panik dan memilih mengungsi ke Senaputra,” jelas Budiono.
Mumpung hari ini sudah tidak hujan lagi, maka pihaknya bersama warga dan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melakukan bersih-bersih sisa banjir. Dia berharap tidak ada lagi banjir susulan sehingga warga bisa segera kembali ke rumah masing-masing.
Hal senada juga disampaikan Abdul Syukur, dia mengatakan sejak berada di RT 6 RW 7 tahun 1990 sudah dua kali merasakan banjir, yakni 2016 dan 2021. Tetapi karena sudah terbiasa dengan adanya banjir, pria kelahiran Muharto Kota Malang ini tidak panik saat kejadian.
“Ciri-ciri sebelum banjir kami sudah sangat hafal. Biasanya mencium bau sampah yang menyengat. Bila itu terjadi, kami harus naik ke Senaputra untuk memastikan aman dari banjir,” ujar Syukur.
Koordinator Tagana Kota Malang Djoko Anung Priyanto, mengatakan sudah sejak pagi Tagana mendirikan dapur umum. Sekali memasak, Tagana Kota Malang membuat 500 porsi yang disalurkan kepada para pengungsi. “Sehari kami memasak tiga kali, yakni pagi, siang, dan sore. Jadi ada sekitar 1.500 porsi,” kata Anung.
Selain di Senaputra, Anung menjelaskan, masakan juga disalurkan ke beberapa titik di Kota Malang yang juga terdampak banjir. Titik-titik itu, di antaranya Jalan Bugenvil Kelurahan Jatimulyo, Kampung Putih, Muharto, Jodipan, dan Polehan. (cah/ram)
