Malang, (malangkota.go.id) – Hingga saat ini jumlah puskesmas di Kota Malang sebanyak 16 dan dari jumlah itu masih kurang optimal dalam memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sehingga diperlukan semacam kepanjangan tangan, salah satunya dengan keberadaan posyandu atau pos pelayanan terpadu.
Posyandu yang ada di tiap RW harus berkolaborasi dengan elemen masyarakat lain, seperti dasawisma dan TP PKK. Sehingga peran posyandu benar-benar dirasakan dan hadir di tengah-tengah masyarakat.
Beberapa hal itu yang disampaikan Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji dalam acara ‘Pertemuan Posyandu Sebagai Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) dan Rencana Tindak Lanjut Tingkat Kota Tahun 2021’ di Hotel Aria Gajayana, Senin (8/11/2021).
Jika ini dikuatkan dan masing-masing menjalankan tugasnya dengan baik, terang pria berkacamata itu, maka akan menekan pemicu terjadinya wabah karena layanan kesehatan masyarakat optimal. Tak hanya posyandu balita, posyandu lansia dan posyandu remaja dalam hal ini harus berfungsi maksimal.
“Program-program penguatan posyandu akan terus kami lakukan, agar masyarakat terlayani dengan baik. Di sisi lain, data terkait penyakit atau wabah yang terjadi di masyarakat akan terdeteksi sejak dini. Kemudian, penanganannya juga bisa dilakukan lebih awal agar wabah itu tidak merebak. Seperti misalnya demam berdarah karena saat ini musim hujan,” imbuh Sutiaji.
Orang nomor satu di Pemkot Malang itu menambahkan, bahwa kolaborasi dan akselerasi harus terus dikuatkan serta setiap lembaga harus saling memahami fungsi masing-masing. Sehingga tidak ada pihak-pihak yang disalahkan nantinya. Dari 648 posyandu yang ada saat ini, hendaknya mempunyai data yang akurat. Seperti di sebuah RT dan RW berapa warga yang sakit, sehat, maupun yang meninggal. Dengan demikian, posyandu sebagai salah satu garda terdepan pelayanan masyarakat berjalan dengan baik. (say/ram)
