Kedungkandang, (malangkota.go.id) – Di tengah kota yang terus mengalami penyempitan lahan, ternyata tidak membuat Heru S. Dediyanto putus asa dalam mengembangkan usaha budidaya ikan gabus. Dia kini mengembangkan usahanya di Jalan Palmerah, Kelurahan Cemorokandang, Kota Malang.
Heru S. Dediyanto mengungkapkan, dia baru setahun mengembangkan usaha budidaya dan pembibitan ikan gabus di Kota Malang. Sebelumnya, dia mengembangkan usaha budidaya ikan lele. Karena harga pakan yang semakin tinggi, akhirnya Heru beralih ke usaha ternak ikan gabus.
“Hasilnya cukup lumayan, dari sepasang induk ikan gabus saja sekali panen bisa 10.000 ekor bibit. Per ekor bibit ikan gabus ukuran 5 cm saya jual Rp1.000. Jadi sekali panen ikan gabus satu induk bisa menghasilkan Rp10 juta,” jelas Heru, Kamis (3/2/2022).
Saat ini, Heru mengaku sudah memiliki 12 induk ikan gabus yang sudah berproduksi. Hal ini menjadi harapan untuk usaha ikan gabus yang dirintis bisa menghasilkan pendapatan yang lumayan.
“Untuk menjual bibit ikan gabus juga mudah. Pengalaman saya setahun terakhir, hanya menjual lewat Facebook. Biasanya berapapun bibit yang kami produksi selalu ludes terjual,” terang Heru.
Meski harga bibit ikan gabus mahal. Namun Heru tetap membudidayakan sebagian ikan gabus hingga berukuran besar. Karena di pasaran, ikan gabus saat ini juga masih cukup mahal. Harga saat ini antara Rp65.000,00 hingga Rp85.000,00 per kilogramnya.
“Harga ikan gabus yang bagus inilah yang membuat saya saat ini berhenti membesarkan lele dan lebih fokus memproduksi ikan gabus,” kata Heru.
Berbeda dengan lele yang ketergantungan pada pakan pabrikan. Ikan gabus lebih suka makanan alami, seperti daphnia magna (kutu air raksasa) dan maggot. “Kami juga memberikan cacing sutra sebagai pakan ikan gabus. Kebetulan di sungai-sungai dan persawahan masih banyak,” terang Heru.
Melalui cara ini, kata dia, ternak ikan gabus bisa menekan biaya pengeluaran. Sehingga bisa mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. (cah/ram)