Malang, (malangkota.go.id) – Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji memberi apresiasi positif atas dibangun dan diresmikannya gedung atau menara baru BRI Kanwil Malang yang ada di Jalan R.E Martadinata Nomor 28-30, Jumat (18/3/2022). Dengan adanya sarana prasarana baru ini, menurutnya, menunjukkan dan sebagai bukti jika jangkauan kinerja BRI semakin luas, khususnya untuk melayani masyarakat agar kedepan ekonominya lebih baik lagi.

Dari kiri : Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji, CEO BRI Sunarso, dan Direktur Utama PT Adhi Karya Entus Asnawi menggunting pita saat peresmian gedung menara baru BRI Kanwil Malang

Selama pandemi Covid-19, disampaikan orang nomor satu di Pemkot Malang itu, terutama pada tahun 2021 lalu ekonomi di kota ini stabil dan cenderung menguat. Semua itu, menurutnya, tak lepas dari peran aktif dari BRi yang luar biasa dan salah satunya menggulirkan program pemberdayaan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). “Ke depan, kami berharap BRI lebih mengambil peranan yang lebih besar lagi, dalam upaya mendongkrak ekonomi masyarakat,” imbuhnya.

Sebagai salah satu bank milik pemerintah, lanjut pria berkacamata itu, BRI juga turut berkontribusi besar dalam program pembangunan dan program sosial, khususnya di Kota Malang, sehingga masyarakat pun turut merasakan. “Dari menara ini, kami berharap BRI Kanwil Malang terus memberi pelayanan terbaik, mudah dan cepat bagi semua lapisan masyarakat, khususnya pelaku usaha kecil,” urai Wali Kota Sutiaji.

Sementara itu, CEO BRI Sunarso mengatakan jika menara ini akan difungsikan untuk pemberdayaan pelaku UMKM dan tempat bagi anak perusahaan BRI, seperti BRI Finance dan BRI general insurance. Sehingga gedung ini akan menjadi sarana untuk mendiversifikasi income, spreading risk atau penyebaran risiko, dan memperkuat pelayanan. “Selain BRI kanwil Bandung dan Yogyakarta, Malang menjadi salah satu andalan dalam pemberdayaan pelaku UMKM,” ungkapnya.

Sesuai portofolio BRI, dikatakan Sunarso, program tersebut dialokasikan sebesar 83 persen yang mayoritas berada di Jawa, khususnya Jawa bagian selatan. Selama pandemi Covid-19, menurutnya, pelaku UMKM menjadi salah satu sektor usaha yang sangat terdampak. Meski demikian, pihaknya telah melakukan restrukturisasi dengan cermat dan penuh kehati-hatian. Sehingga berhasil restrukturisasi kredit Rp245 triliun bagi sekitar 2,9 juta nasabah. (say/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content