Malang (malangkota.go.id) – Memanfaatkan lorong sempit sebelah rumahnya, sejak tahun 1992 lalu Muhammad Kusolihudin memiliki ketertarikan untuk beternak burung merpati. Namun beberapa tahun sebelumnya, dia menggeluti beternak burung berkicau akan tetapi diklaim kurang membawa hoki.

Muhammad Kusolihudin menunjukkan merpati hias peliharaannya

Oleh sebab itu, sejak tahun 2010 warga Jalan Satsui Tubun Gang 4 Nomor 19, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sukun itu menambah koleksinya dengan memelihara beberapa burung merpati hias karena dianggap lebih menjanjikan. Demikian yang disampaikan pria paruh baya itu saat ditemui pada Selasa (10/05/2022).

Dari sekian banyak jenis burung merpati hias, agar lebih fokus, pria yang kerap disapa Udin ini memutuskan memelihara empat jenis saja, yaitu Blunet dari Turki, Beligiser dari Hongaria, Capucin dari Belanda dan nun dari Jerman. Saat ini, pria berusia 53 tahun ini memelihara 15 ekor merpati hias dengan perawatan intensif.

Dari kegigihannya, burung merpati hias Udin mulai mendapat pasar, baik di Malang Raya maupun daerah lain dan dari sejumlah kontes atau lomba, dia sering membawa pulang trofi serta uang pembinaan. Setiap ekor burung merpati hias dipatok mulai harga Rp750 ribu hingga Rp2 juta. Di sisi lain, perawatan dan perlakuan merpati hias ini berbeda dengan merpati pada umumnya.

Namun jika merpati pernah atau beberapa memenangkan kontes, maka harganya bisa melejit, mulai belasan hingga puluhan juta rupiah. Saat ini setiap bulan Udin setidaknya dapat meraup uang jutaan rupiah dari penjualan merpati hiasnya maupun lomba-lomba yang diikuti. Ke depan dia berencana akan menambah koleksinya sehingga pangsa pasarnya pun lebih luas lagi.

Di pihak lain, Sri Winarni, SH., MM selaku Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang mengatakan, melalui kepala bidang peternakan di instansinya akan memberi perhatian khusus. “Apa yang menjadi kendala dan kebutuhan Udin dan mungkin peternak merpati serupa lainnya, sebisa mungkin akan dipenuhi,” ungkapnya.

Lebih jauh perempuan berhijab itu mengatakan, dari upaya itu agar usaha yang digeluti tersebut tetap bertahan, berkelanjutan dan bahkan lebih berkembang lagi nantinya. “Jika terkait bantuan permodalan, maka peternak harus tergabung dalam sebuah kelompok atau komunitas, sehingga penyaluran bantuannya lebih tepat sasaran,” pungkasnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content