Malang, (malangkota.go.id) – Rangkaian Festival Mbois 7 telah berlangsung sejak Kamis (8/12/2022) yang diinisiasi oleh Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang bekerja sama dengan Malang Creative Fusion (MCF). Rangkaian acara ini akan berlangsung hingga 11 Desember 2022 di Malang Creative Center (MCC).
Workshop Pelangi Nusantara (Pelanusa) di Disabilitas Corner Malang Creative Center (MCC)
Acara ini menjadi salah satu ajang bagi para pelaku industri kreatif di Kota Malang untuk mengekspos dan mempromosikan produk, serta karya mereka. Salah satu kegiatan menarik dalam Festival Mbois 7 ini adalah adanya Festival Perca Indonesia (Inapatch 2022). Sebuah festival subkegiatan yang terdiri dari pameran karya tekstil, talkshow kreatif, dan workshop. Kegiatan ini berjalan atas inisiatif Pelangi Nusantara (Pelanusa). Pelanusa merupakan salah satu komunitas yang bergerak di sektor kriya berbasis pemberdayaan manusia. Komunitas ini sudah berdiri sejak tahun 2012.
Founder Pelanusa, Endahing Noor Suryanti menyampaikan bahwa awalnya Pelanusa hadir untuk mewadahi kaum perempuan yang memiliki permsalahan sosial. Namun kini, Pelanusa juga menjadi wadah pengembangan kemampuan bagi para disabilitas.
“Mulai lima tahun ini kami bergerak inklusi. Jadi dalam satu kelas kita campur, tidak ada pembedaan antara mereka. Jadi ada rekan perempuan dan disabilitas. Ini yang membuat mereka percaya diri dan merasa diterima di komunitas apapun. Kita juga ajarkan bagaimana membuat usaha rumahan, juga bagaimana berkomunitas,” ungkapnya.
Tak hanya pameran produk dari perca, pada kesempatan ini Pelanusa juga ada pameran berbagai produk kriya kain dan sulam, juga workshop sulam bagi perempuan dan disabilitas. Selain itu, juga bekerja sama dengan UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra Malang menampilkan dan menjual produk karya para disabilitas netra melalui disabilitas corner.
“Saya melihat teman-teman disabilitas punya potensi yang harus didampingi, diarahkan, dan dikembangkan. Sehingga mereka menjadi orang percaya diri. Mereka tidak boleh dipandang sebelah mata. Karena mereka punya produk-produk yang tidak kalah dengan orang normal,” ujar perempuan yang akrab disapa Yanti ini.
Yanti menyebut bahwa mimpi Pelanusa dalah mampu mencapai kesejahteraan bersama. Menurutnya, Festival Mbois ini menjadi ajang bagi pelaku ekonomi kreatif untuk merangkul 17 subsektor ekonomi kreatif, termasuk kriya yang digeluti Pelanusa.
“Teman-teman milenial ini sangat welcome kepada kami untuk menjadi pelaku ekraf. Jadi tidak sekadar menjadi UMKM saja. Namun UMKM yang memiliki nilai tambah, kepedulian sosial, dan nilai-nilai lainnya. Itu dibantu mulai dari desain, teknologi, online marketingnya. Itu yang membuat kita bergairah dan bergerak,” pungkasnya. (ari/ram)