Malang, (malangkota.go.id) – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana, SE., MM menyampaikan, pihaknya akan mengembangkan program Jarik Ma’Siti untuk dapat direplikasi di sekolah-sekolah yang ada di Kota Malang. Jarik Ma’Siti merupakan akronim dari Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa.
Metode pembelajaran Jarik Ma’Siti merupakan akronim dari Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa.
Metode pembelajaran adaptif dan kolaboratif bagi siswa istimewa pada sekolah reguler/noninklusi diiinisiasi oleh SMP Negeri 10 Kota Malang. Nyatanya, melalui Jarik Ma’Siti anak-anak istimewa di sekolah tersebut dapat menampilkan eksistensinya sebagai individu yang cakap dan mandiri. Program ini diharap juga menjadi solusi terhadap kebutuhan pendidikan inklusif. Menurutnya seringkali dihadapkan pada masih terbatasnya pemahaman dan kesadaran orang tua, kebutuhan guru pembimbing khusus (GPK), serta metode belajar mengajar bagi siswa istimewa di sekolah reguler.
Karena kebermanfaatannya ini, kata dia, Disdikbud akan mengembangkan program ini di semua sekolah di Kota Malang. Hal ini menjadi wujud nyata dari upaya Kota Malang dalam menjamin hak setiap warganya dalam memperoleh pendidikan.
“Kami sudah evaluasi. Menurut kami program itu sangat baik. Kita tidak membedakan anak berkebutuhan khusus dengan anak normal lainnya. Anak berkebutuhan khusus yang kami sebut sebagai anak istimewa yang selama ini agak terpinggirkan, sekarang bisa belajar di sekolah formal dengan pelayanan yang sama, tidak harus dipisahkan dengan anak normal. Pengakuan sama. Pembelajaran sama. Gurunya harus telaten,” ujarnya usai Pengukuhan Kepala Sekolah Negeri di Mini Blok Office, Rabu (28/12/2022).
Selanjutnya, terkait penilaian, Suwarjana menyampaikan bahwa akan ada sistem penilaian tersendiri. “Kan sekarang penilaian di rapor pendidikan baru semua. Apalagi dengan Merdeka Belajar ini kan sangat membantu anak-anak istimewa untuk bisa bergabung dengan teman-teman lainnya,” sambungnya.
Suwarjana menyebut, yang harus ditingkatkan adalah kesadaran dan dukungan masyarakat terhadap program ini. “Harapan kami masyarakat tidak khawatir jika anaknya belajar bersama anak-anak istimewa. Tidak usah khawatir, karena tidak akan terganggu belajarnya dan pelayanannya juga tidak akan terganggu,” sebutnya.
Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Umum Setda Kota Malang ini menyampaikan, pihaknya juga telah menyiapkan tenaga pendidik. “Sifatnya pelatihan dan sosialisasi. Sebenarnya para guru sudah memiliki bekal itu. Cuma tinggal memantapkan dan menyadarkan bahwa mereka harus bekerja ekstra. Demikian juga sarana prasarananya, insyaallah sudah siap,” tutupnya. (ari/ram)