Blimbing (malangkota.go.id) – Upaya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang untuk terus menggencarkan sistem urban farming (pertanian perkotaan) di Kota Malang terus bersambut. Kali ini secara khusus Kelompok Tani Cassiavera Tlogomas datang ke Kantor Dispangtan Kota Malang untuk belajar menanam tananam pangan, Kamis (5/1/2023).
Ketua Kelompok Tani Cassiavera, Gusti Fatmi Irawati, mengungkapkan pihaknya sengaja datang ke Dispangtan untuk belajar menanam tanaman pangan. Menurutnya ini dilakukan untuk melengkapi tanaman yang telah dibudidayakan di kelompok Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang selama ini didominasi tanaman sayur dan buah-buahan.
“Dengan belajar menanam tanaman pangan seperti bentoel, ketela rambat, ketela pohon, labu madu dalam pot yang dikembangkan Dispangtan, kami ingin lebih banyak lagi bisa menanam di lahan sempit namun hasilnya bisa baik,” tutur Gusti, Kamis (5/1/2023).
Jika itu bisa dilakukan, tentunya akan meningkatkan kemandirian anggota Kelompok Tani Cassiavera untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan selebihnya dapat dijual. Terlebih di Dispangtan Kota Malang ternyata untuk media tanamnya juga dikembangkan menggunakan sampah organik.
“Sekalian bisa menanam, dengan metode yang dikembangkan Dispangtan ini kami dapat mengurangi volume sampah organik yang biasanya dibuang di tempat sampah saat ini digunakan untuk memupuk tanaman,” terang Gusti.
Menurutnya, dari belajar langsung di Dispangtan ini pihaknya kini memiliki tambahan pengetahuan untuk mengembangkan pertanian di lahan sempit dan ini merupakan bekal yang berharga.
Sementara itu, Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi, SP mengungkapkan Dispangtan Kota Malang di tahun 2023 akan terus mengembangkan pertanian urban farming. Salah satu yang diprioritaskan adalah penggalakan pangan konsumsi pangan lokal nonberas.
“Dispangtan sudah memiliki demplot (demonstration plot: aktivitas penyuluhan pertanian di suatu wilayah) pengembangan pangan nonberas di lahan sempit, warga masyarakat bisa belajar di sini. Dengan harapan ke depannya terus ditularkan ke seluruh wilayah di Kota Malang,” urai Slamet.
Tahun 2023 ini Dispangtan juga memiliki berbagai kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan tanaman pangan nonberas di Kota Malang. Diantaranya akan menggelar lomba olahan pangan nonberas dalam rangka menyambut HUT Kota Malang di bulan April dan menyambut hari Krida Pertanian di bulan Juni.
Terkait riset dan pengembangan tanaman pangan seperti ubi rambat, ketela pohon, bentoel, labu madu di lahan sempit, disampaikan Tim Kebun Dispangtan Kota Malang Tjutuk Harianto sudah dilakukan. Diungkapkannya, cukup menggunakan pot, semua tanaman bisa dibudidayakan dan menghasilkan panen yang cukup memuaskan.
“Untuk ubi jalar dengan ukuran pot diameter 45 cm, dari uji coba yang kami lakukan dapat menghasilkan satu hingga tiga kg ubi per pot. Ini tentunya cukup bagus dikembangkan di lahan terbatas,” kata Tjutuk.
Demikian juga dengan tanaman bentoel, labu madu, ketela pohon yang diujicobakan di lahan yang ada di Kantor Dispangtan Kota Malang, ternyata juga hasilnya memuaskan. Ini menjadi bekal berharga untuk bisa ditularkan dan dikembangkan di seluruh wilayah di Kota Malang.
Selain bisa belajar tanaman pangan, di Kantor Dispangtan Kota Malang ini masyarakat juga bisa belajar berbagai macam pengembangan usaha ternak dan tani yang lain. Diantaranya budidaya ikan nila, ikan lele, hidroponik, pengembangan tanaman buah dalam pot (tabulampot), dan lain-lainnya. (cah/yon)