Klojen (malangkota.go.id) – Euforia menjelang perayaan Tahun Baru Imlek makin terasa beberapa waktu terakhir. Hal ini terlihat dari makin tingginya permintaan kue keranjang menjelang Tahun Baru Imlek. Kue keranjang ini merupakan salah satu makanan khas perayaan Tahun Baru Imlek. Kue yang berbahan dasar tepung ketan dan gula ini disebut kue keranjang karena dicetak dalam wadah yang berbentuk keranjang.
Kue keranjang juga populer dengan sebutan dodol Cina. Dalam Bahasa Mandaarin kue ini disebut sebagai nián gāo (年糕) atau tiⁿ-kóe (甜棵) dalam bahasa Hokkien. Kue keranjang ini sarat makna, kue yang mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket ini bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang.
Produsen kue keranjang asal Kota Malang, Sonia Winoto mengungkapkan jelang Imlek ini permintaan kue keranjang makin meningkat.
Warga Jalan Sutan Syahrir Gg. Kesatria, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen Kota Malang ini mengatakan sudah kebanjiran pesanan sejak tiga minggu sebelum perayaan Imlek. Saking ramainya pesanan, Sonia mengaku sudah menutup pesanan kue keranjang.
Tak heran memang, kue keranjang buatan Sonia ini berbeda dari biasanya. Sonia memodifikasi kue tradisional dengan cita rasa kekinian dengan beragam bentuk dan ukuran one bite.
“Lumayan banyak pesanan tahun ini. Ini sudah full order sampai tanggal 22 Januari. Saya juga sementara close order dulu untuk catering karena harus mengerjakan pesanan kue keranjang ini,” ungkap pemiliki catering Banana Leaf ini.
Perempuan keturunan Tionghoa ini bercerita pada awalnya dia tidak menggemari kue keranjang karena biasanya terlalu manis. Namun kemudian Sonia iseng mencoba membuat kue keranjang dan berhasil. Akhirnya sejak tahun 2018, Sonia mulai menerima pesanan kue keranjang.
“Kan waktu itu lagi tren rasa-rasa kekinian, seperti taro, red velvet, green tea dan lain-lain. Lalu saya coba buat pakai rasa-rasa itu. Ternyata jadi dan enak, dan pastinya tidak terlalu manis. Aku bikin kecil-kecil itu karena dulu kan sering dapat kue keranjang yang besar-besar itu, tapi selalu gak habis, selalu sisa. Akhirnya saya bikin dalam ukuran kecil biar sekali makan gitu. Jadi kan lebih convenience gitu kan ya,” ujar lulusan Jurusan Culinary Business di sebuah universitas swasta di Surabaya ini.
Kemasan kue keranjang buatan Sonia ini pun memiliki kemasan yang apik sehingga cocok sekali dijadikan hampers Imlek. Harga satu pak kue keranjang berisi 25 kue dijual mulai dari Rp40.000,00 dengan omzet penjualan setiap Imlek bisa mencapai Rp15.000.000.
Untuk pemasaran kue keranjang kekiniannya, Sonia mengungkapkan lewat media sosial. Dan ternyata strategi pemasarannya ini cukup ampuh, karena pesanan yang datang tak hanya dari Kota Malang saja. Diakui Sonia pesanan kue keranjangnya juga datang dari luar kota seperti dari Surabaya, Purwokerto, Jakarta, Tangerang, hingga luar pulau seperti Kalimantan. (ari/yon)