Sukun (malangkota.go.id) – Sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas dalam bidang master of ceremony (MC) dan keprotokolan, Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang menggelar pelatihan tahap pertama di Ballroom Ijen Suites, Rabu (8/2/2023).
Pelatihan yang dibagi menjadi dua sesi ini, yakni sesi pertama hari ini Rabu (8/2/2023) dan Kamis (9/2/2023) ini menghadirkan pemateri Rully Suprayogo yang sudah dikenal baik dalam dunia per-MC-an di Kota Malang.
Staff Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Setda Kota Malang, M. Sailendra, ST, MT, yang hadir mewakili Wali Kota Malang sekaligus meresmikan acara ini mengapresiasi langkah Diskominfo dengan menggelar pelatihan MC dan Protokoler ini. Ia menilai kegiatan ini termasuk dalam upaya strategis dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Ketika berlangsung suatu kegiatan, maka terjadi interaksi, baik antar aparatur maupun masyarakat. Dalam interaksi tersebut terjadi komunikasi interpersonal yang kemudian diwadahi oleh sebuah acara resmi yang sangat membutuhkan peran protokol dalam mempersiapkan acara serta demi kelancaran acara itu sendiri,” jelasnya.
Sailendra menilai bahwa dalam beberapa kesempatan, masih sering dijumpai sebuah acara atau kegiatan yang melibatkan peran MC serta protokoler, namun tidak dijalankan dengan baik. Maka dari itu, dirinya berharap bahwa kegiatan ini bisa menjadi media pembinaan dalam mewujudkan MC dan protokoler yang handal.
“Melalui kegiatan ini, saya berharap dapat menjadi media pembinaan untuk mewujudkan SDM (sumber daya manusia) MC dan protokoler yang handal serta profesional dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas keprotokolan di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang,” jelasnya lagi
Senada, Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik Diskominfo Kota Malang, Ismintarti, SP, menyebutkan bahwa kepiawaian seorang MC maupun protokoler dalam memandu sebuah acara sangat diperlukan supaya acara tersebut berjalan dengan lancar.
“Kelancaran sebuah acara sangat dipengaruhi oleh kepiawaian MC dan keprotokolan. Namun demikian masih banyak dijumpai dalam realitasnya pada berbagai kegiatan yang melibatkan peran MC dan protokoler tidak atau jarang dijalankan dengan baik. Hal tersebut pulalah yang melatarbelakangi diselenggarakannya pelatihan MC dan protokoler ini,” terangnya.
Perempuan yang kerap disapa Atik ini menyebutkan ada sebanyak 233 peserta bergabung dalam pelatihan yang dibagi menjadi dua sesi tersebut. Para peserta merupakan utusan dari Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang) kelurahan serta Musrenbang tematik yang terdiri dari perempuan, anak, dan disabilitas.
“Yang perlu kita apresiasi adalah keterlibatan perempuan dalam kegiatan ini. Peserta pelatihan hari ini 81 persen pesertanya adalah wanita,” pungkasnya. (iu/yon)