Klojen (malangkota.go.id) – Di era perkembangan teknologi dan informasi seperti saat ini keberadaan media sosial menjadi salah satu media dalam penyebaran ajaran radikalisme dan terorisme. Berbagai ajakan-ajakan dan doktrin intoleransi masih berseliweran di berbagai platform media social, sehingga program penguatan nasionalisme, bela negara dan cinta tanah air hingga saat ini harus terus dikuatkan.
Hal itu disampaikan Deputi Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Mayjen TNI Nisan Setiadi di Universitas Brawijaya Malang, Rabu (27/9/2023). Disampaikannya, penguatan empat konsensus dasar juga harus dilakukan sejumlah pihak, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bineka Tunggal Ika.
Disebutkannya, jika berbagai penguatan itu tidak dilakukan sejak dini, terutama bagi generasi muda maka akan dapat berdampak fatal. Karena apapun bisa diperoleh dan dipelajari dari media sosial setiap saat. “Seperti bagaimana merancang tindakan intoleransi, menyebarkan ajaran yang bertentangan dengan agama dan pemerintah, hingga merakit bom,” imbuh Mayjen Setiadi.
“Kebanyakan mereka yang melakukan tindakan intoleransi sekarang melalui media sosial itu, yang face to face ada cuma yang masif sekarang melalui medsos. Jadi seolah-olah yang disebarkan itu untuk kepentingan sebuah umat atau mungkin kelompok,” ungkapnya.
Masih terjadinya tindakan radikalisme dan terorisme sampai saat ini, dikatakannya juga karena masih rendahnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat serta faktor ekonomi. “Maka dari itu, mari kita satu barisan untuk untuk mencegah dan memerangi tindak intoleransi ini, karena akan mengarah ke tindak terorisme. Terutama dari kalangan akademisi yang mempunyai peran besar dalam hal ini. Kaum intelektual harus menjadi garda terdepan,” pungkas Setiadi. (say/yon)