Kota Malang (malangkota.go.id) – Batik merupakan salah satu wastra atau kain tradisional khas Indonesia yang telah dikenal dunia. The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pun menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada tanggal 2 Oktober 2009. Di tahun yang sama, Pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 akhirnya menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Koleksi Batik dari The Shanghai Noon Boutique berlokasi di Hotel Tugu Malang

Batik yang mempunyai motif, corak, dan warna yang berbeda satu sama lain di setiap daerah menjadi refleksi akan keberagaman budaya di Indonesia. Saat ini, tren penggunaan batik tidak lagi hanya identik dengan acara-acara tradisional atau kegiataan kebudayaan saja, namun sudah umum digunakan sebagai salah satu gaya fesyen, baik untuk acara formal atau informal bahkan menjadi elemen atau aksen dalam mempercantik dekorasi ruangan.

Seperti yang terpotret pada beberapa hotel di Kota Malang yang menghadirkan sentuhan wastra batik khas Indonesia. Seperti tampak di Hotel Tugu, Hotel Tychi, dan juga Hotel Shalimar Kota Malang.

“Batik ini ternyata menjadi karya yang punya daya tarik bagi tamu, baik lokal dan mancanegara. Kita ingin tunjukkan bahwa batik ini Indonesia punya,” ungkap Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) Persatuan Hotel dan Resto Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki, SH, SST. Par, Minggu (1/10/2023).

Keindahan warisan budaya nusantara batik dihadirkan melalui beragam penggunaan ornamen. Selain itu ada juga yang menyediakan sudut khusus untuk memajang karya batik hasil perajin lokal yang bisa dibeli oleh para pengunjung sebagai suvenir atau buah tangan.

“Motif batik Indonesia menjadi sentuhan budaya yang disisipkan. Beragam penggunaan aksen batik diantaranya dari aksen dekoratif yang mempercantik sudut-sudut ruang hotel, seragam yang digunakan oleh para staf hingga beragam dekorasi pemanis di dalam kamar-kamar tamu,” paparnya. (yul/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content