Klojen (malangkota.go.id) – SSR Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa) Peduli TBC Kota Malang bersama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menyelenggarakan Konferènsi Pers ‘Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan TBC di Kota Malang’ yang mengangkat tema Temukan Obati Sampai Sembuh di Hotel Tugu, Jumat (15/12/2023).
Tampak hadir pada kegiatan yang mengusung tekad eliminasi TBC tahun 2030 ini Kepala Dinkes Kota Malang dr. Husnul Muarif, MM serta Kepala SSR Yabhysa Peduli TBC Kota Malang Rully Narulita, M.AP.
Kadinkes Kota Malang Husnul Muarif mengungkapkan kegiatan hari ini adalah untuk memantapkan pencegahan dan penanggulangan kasus TBC di Kota Malang. “Apa yang sudah dilakukan selama ini sudah bagus, akan tetapi harus terus ditingkatkan. Di antaranya penuntasan dalam pengobatan, termasuk meningkatkan investigasi kontak untuk menemukan terduga TBC,” jelas Husnul, Jumat (15/12).
Terkait masih banyaknya kasus TBC pada anak-anak, menurutnya hal ini adalah karena orang tua tidak menyadari gejala yang terjadi dan bagaimana pengobatan yang tepat. Oleh karena itulah disebutkannya bahwa perlu peran semua pihak untuk mencegah dan mengeliminasi kasus TBC. “Termasuk saat ini, dengan mengundang teman media kami memberikan edukasi terkait dengan pencegahan dan penanganan TBC,” terang Husnul.
Sementara itu Kepala SSR Yabhysa Peduli TBC Kota Malang Rully Narulita, M.AP mengungkapkan Yabhysa ada di Malang sejak tahun 2021 dan sudah berkolaborasi bersama Dinkes Kota Malang serta masyarakat dalam penanggulangan TBC. “Kegiatan yang kami lakukan mulai dari penemuan kasus TBC, penyuluhan dan kegiatan kegiatan sosial lainnya demi tercapainya eliminasi TBC yang ada di Kota Malang,” terang rully.
Dijelaskan Rully, mulai tahun 2023 pihaknya bersama seluruh komponen yang ada di Kota Malang membentuk RW Bebas TBC yang sudah dimulai di Jodipan RW 6. “Kami berharap ke depan setelah di Jodipan RW 6, di semua wilayah kecamatan di Kota Malang memiliki RW Bebas TBC,” tegas Rully.
Dikatakannya kendala selama ini dalam penanganan TBC karena tidak semua orang merasa bahwa TBC adalah berbahaya sehingga sering menyepelekan dalam penanganan. Ini memerlukan edukasi untuk memperkuat literasi masyarakat terhadap TBC.” Juga yang paling berat adalah stigma masyarakat akan penyakit TBC yang masih sering salah,” ujar Rully.
Ia berharap dengan edukasi yang masif, baik dari kader maupun media dapat meningkatkan literasi masyarakat bahwa TBC adalah penyakit menular yang bisa disembuhkan.”Kami harapkan kerja sama seluruh faskes di Kota Malang bisa bergerak bersama dalam penanganan dan penanggulangan TBC,” pungkas Rully. (cah/yon)