Blimbing (malangkota.go.id) – Saat musim penghujan, warga masyarakat perlu mewaspadai ancaman penyakit Leptospirosis yang ditularkan melalui air kencing tikus. Adanya genangan air, banjir, area persawahan, perkebunan dan sungai perlu diwaspadai menjadi sumber penularan bakteri Leptospira SP yang dapat masuk ke tubuh manusia melalui kulit yang luka atau selaput mukosa yang kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi kencing tikus.
Orang yang terjangkiti penyakit ini memiliki gejala demam tinggi, yakni di atas 38 derajat celsius, sakit kepala, badan lemas, nyeri otot, mata atau kulit kuning, serta gangguan pada sistem kemih. Maka dari itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada karena saat ini sedang musim hujan.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Meifta Eti Winindar, SST, MM, saat ditemui pada Senin (12/2/2024) menganjurkan apabila ada warga yang mengalami gejala Leptospirosis, harus segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat.
“Jangan menunda penanganannya demi mencegah terjadinya kasus kematian akibat penyakit ini. Selalu prioritaskan kesehatan dan terapkan langkah-langkah pencegahan yang telah disampaikan dokter,” tegas perempuan berhijab itu.
Meifta menambahkan, agar warga dapat menghindari kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi dan selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). “Selain itu, jagalah higienis sanitasi lingkungan dengan menjaga kebersihan tempat sampah, menutup genangan air, dan hilangkan akses merebaknya tikus,” urainya.
Apabila kondisi lingkungan kita mengkhawatirkan, Meifta menyararankan masyarakat menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan, sepatu bot, dan masker, terutama saat beraktivitas di lingkungan yang berpotensi terkontaminasi. “Mari kita cegah merebaknya penyakit ini,” pungkasnya. (say/yon)
Leave a Reply